Breaking News

6/recent/ticker-posts

Sholawat Ribuan Umat, Doa untuk Indonesia dari Desa Tertua | Suara Bumigora

Ribuan masyarakat antusias menghadiri puncak peringatan Haul ke-154 Desa Mambalan


Lombok Barat, suarabumigora.com - Ahad, 21 Agustus 2022 pukul 20.00 WITA, merupakan malam puncak peringatan Hari Ulang Tahun (Haul) Desa Mambalan yang ke-154. Unik, itulah kesan yang melekat pada peringatan haul tersebut. Saat ini, berbagai konser musik besar-besaran marak digelar di pulau Lombok di beberapa titik dimeriahkan berbagai grup band nasional seperti Dewa 19. Di Mambalan juga digelar konser religius yang juga diikuti oleh ribuan umat. Konser yang dimaksud bukan seperti konser musik, tapi merupakan kegiatan membaca sholawat bersama. 


"Kita masih terngiang dengan gempa 2018 lalu, lalu masih waspada pula dengan Covid-19 meski minim terdengar lagi, beberapa tahun terakhir kita telah diuji. Saya pikir, kegiatan keagamaan itulah yang paling penting saat ini, untuk mengingatkan diri," ujar Kepala Desa Mambalan, Sayyid Abdollah Alkaff atau yang akrab disapa Apink Alkaff, usai kegiatan tersebut. 


Ia menyatakan, dirinya tidak berupaya melarang atau merasa keberatan dengan adanya konser-konser musik tersebut. Tetapi, setidaknya kegiatan-kegiatan yang bersifat religius dan kerohanian juga dapat memberikan keseimbangan, terlebih pulau Lombok juga kerap disebut pulau Seribu Masjid. 


"Tidak ada masalah dengan konser-konser musik itu. Namun apa yang kami lakukan bersama saat ini semata-mata untuk memberikan warna berbeda, sekaligus bermunajat kepada Yang Maha Esa," jelas Apink. 


Para Ulama, Habaib dan tamu undangan memanjatkan doa untuk Indonesia


Tak urung, Apink pun mengucapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada ribuan masyarakat dari berbagai penjuru Lombok yang turut hadir menggemakan sholawat Nabi di halaman SDN 2 Mambalan, Dusun Buwuh tersebut. Kemudian ia mengucap doa untuk kebaikan para Kepala Desa Mambalan sebelumnya. 


Dalam acara tersebut hadir pula Kepala Dinas PMD Lombok Barat, Hery Ramadhan, yang dalam kesempatan itu mewakili Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid, turut hadir Direktur PDAM Giri Menang, Lalu M. Zaini, Camat Gunungsari, Muhammad Mudasir, Kepala Puskesmas Penimbung, dan beberapa Kepala Desa dari Kecamatan Gunungsari dan Batulayar. 


Selain menggelar pembacaan sholawat dan doa, kegiatan tersebut diisi dengan siraman rohani yang disampaikan oleh beberapa Habib dan Ulama seperi Habib Novel Bin Shihab.


Dalam sambutannya mewakili Bupati Lombok Barat, Kepala Dinas PMD Lombok Barat, Hery Ramadhan, mengaku kagum dengan eksistensi Desa Mambalan sebagai desa tertua. Kini, delapan desa telah terbentuk yang merupakan hasil pemekaran dari Mambalan, dan Mambalan sendiri masih eksis. 


"Sudah sangat tua, ini desa induk dari beberapa desa di sini, tapi Mambalan masih tetap eksis, saya berharap Mambalan semakin sejahtera di usia yang sudah sangat tua ini," ungkap Hery. 


Ia pun menyatakan, momentum ulang tahun sejatinya merupakan momentum untuk melakukan introspeksi dan evaluasi diri. Agar tetap pada prinsip "hari ini lebih baik dari hari kemarin", begitu pula dengan tahun ini diharapkan agar lebih baik dari tahun kemarin. 



Lebih dari 2000 masyarakat melantunkan Sholawat


Dalam laporannya, Ketua Panitia Kegiatan Haul ke-154 Desa Mambalan, Raden Mohammad Rais, menjelaskan berbagai latar belakang sejarah tentang Desa Mambalan, mulai dari asal-usul penamaan desa, batas-batas dan lingkup Desa Mambalan pada masa lalu, para pemimpin terdahulu Desa Mambalan, dan tempat-tempat bersejarah serta peninggalan bersejarah di desa tertua itu. 


Ia menceritakan, dahulu Penegarayan (desa) Mambalan terdiri dari beberapa pedukuhan (dusun), seperti Pedukuhan Penyambungan (saat ini telah mekar menjadi Desa Penimbung), Pedukuhan Penanggaq (saat ini menjadi Desa Dopang dan Ranjok), Pedukuhan Gendur Ican (saat ini menjadi Desa Guntur Macan), Pedukuhan Ambal-ambal (saat ini dikenal sebagai Desa Mambalan) dan beberapa pedukuhan lainnya. 


"Jadi kata Mambalan, itu berasal dari nama dusun atau pedukuhan dahulu yaitu Ambal-ambal, Desa Penimbung itu dulu Pedukuhan Penyambungan," urai Miq Raden (sapaan akrab Raden Mohammad Rais). 


Menurut Miq Raden, pusaka dan tempat bersejarah milik Panegarayan Mambalan tersebar di beberapa titik dengan jumlah sekitar 40 pusaka dan tempat bersejarah. Pusaka yang paling tersohor di antaranya adalah Gong Datu Pateq dan Keris Bererong Tumpah di Desa Mambalan, tempat bersejarah di antaranya ada Tunjang Polak dan Kemaliq yang bertempat di Desa Bukit Tinggi. 


Beberapa masyarakat mengabadikan foto pada momentum Haul ke-154 Desa Mambalan


Ia menegaskan, usia 154 Tahun merupakan usia Mambalan menjadi sebuah desa. Namun, sebelum itu Mambalan merupakan sebuah Panegarayan atau Kedatuan yang diketahui telah ada pada sekitar Tahun 1600 dan berakhir sebagai sebuah Kedatuan pada Tahun 1868.


"154 ini usia Mambalan menjadi sebuah desa, sebelumnya Mambalan merupakan Kedatuan dari Tahun 1600 hingga 1868," jelas Miq Raden.
 

Dengan luasnya cakupan Desa Mambalan dahulu yang memiliki satu kesatuan sejarah, dan kini telah mekar menjadi sembilan desa (termasuk Mambalan) oleh sebab itu Miq Raden mewakili ribuan masyarakat yang hadir menyampaikan keinginan masyarakat untuk memekarkan Mambalan menjadi sebuah Kecamatan yang baru. 


"Dengan begitu luasnya wilayah kesatuan sejarah, maka kami mewakili keseluruhan masyarakat, menyuarakan untuk Mambalan agar dimekarkan menjadi Kecamatan," tegas Miq Raden. 


Cerita masa lalu yang cukup panjang diceritakan Miq Raden dalam acara yang bertajuk "Doa untuk Negeri" tersebut. Ia menyebutkan tema tersebut juga dikaitkan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, menurutnya, melantunkan sholawat juga adalah salah satu cara positif menghargai dan memperingati kemerdekaan. 


"Kemerdekaan yang diberikan Allah dan diperjuangkan oleh para pejuang kita merupakan anugerah, itu patut kita syukuri dengan cara-cara yang positif," tutupnya. 


Kegiatan berlangsung antusias, lebih dari 2000 orang bertahan di tempat kegiatan hingga hampir pukul 24.00 WITA. Acara dilanjutkan dengan lantunan syair-syair Hadroh, sembari semua tamu undangan dan peserta menikmati sajian Nasi Kebuli ala Timur Tengah. (sat) 

Posting Komentar

0 Komentar