Breaking News

6/recent/ticker-posts

Balita Usia 2 Tahun Positif Covid-19 Asal Gunungsari Sejatinya Sehat dan Sudah Diperbolehkan Pulang | Suara Bumigora

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi
Lombok Barat, suarabumigora.com - Setelah melakukan konfirmasi dengan keluarga pasien positif Covid-19, HW (2 Tahun, asal Jeringo, Gunungsari) dan tim dari Puskesmas Penimbung (Desa Mambalan), tim suarabumigora.com menemukan hal yang melegakan dari kabar pasien tersebut. Diinformasikan oleh S (ayah pasien HW) bahwa kondisi bayinya dalama keadaan sehat dan segar, bahkan rencananya Hari Sabtu (11/4/2020) sudah diperbolehkan pulang. Namun dengan kondisi keluarnya hasil tes swab dari RSUD Provinsi NTB kini bayi tersebut masih menunggu keputusan rumah sakit, terkait hasil tes kedua orang tuanya. 

"Sebenarnya anak saya sudah sembuh, ini dia segar sekali, dan kemarin (Sabtu, 11/4/2020) kita akan pulang sesuai informasi dari rumah sakit," ujar S yang dihubungi tim liputan suarabumigora.com, Minggu (12/4/2020). 

Ia menyatakan, bayinya (HW) telah dirawat di RSUD Provinsi NTB sejak 3 April lalu, diketahui pasien dan keluarganya tidak pernah memiliki riwayat perjalan ke daerah terjangkit atau pun dengan pasien positif lainnya. 

Kepala Desa Jeringo, Sahril
"Saya tidak tahu anak saya terjangkit di mana, tapi saya sebagai orang tuanya saja paling jauh saya keluar rumah hingga pasar Lilir (pasar di sekitar tempat tinggal pasien)," terang S. 

Hal serupa dilontarkan Kepala Desa Jeringo, Sahril, ia memastikan selama ini di lingkungannya tidak ada indikasi apa pun terkait Covid-19, kedatangan orang luar maupun kunjungan ke luar nihil. Ia meminta pihak RSUD Provinsi NTB, segera melakukan test terhadap orang tua pasien HW, dan pihak Desa Jeringo telah melakukan tindakan preventif di desa. 

"Kita belum bisa memastikan sumbernya, pasalnya di sini tidak pernah ada indikasi masuknya Covid-19 di desa kami, mohon pihak RSUD Provinsi NTB segera melakukan tes terhadap orang tua pasien, agar kami di desa tidak resah," ujar Sahril. 

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi menegaskan, pasien HW selama ini dirawat di ruangan pasien khusus anak, hasil tes semua petugas di sana pun negatif, pihak RSUD Provinsi NTB kini sedang menunggu hasil tes terhadap orang tua pasien. 

"Pasien di rawat di ruangan khusus anak, semua petugas di sana hasil tesnya negatif, kita masih menunggu hasil tes orang tuanya," ujar Nurhandini. 
Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Puskesmas Penimbung, Muhammad Heri
Ia juga menjelaskan, terjadinya paparan sangat mungkin di mana pun dan oleh siapa pun, sudah ada transmisi lokal, tidak menutup kemungkinan hadirnya orang yang membawa kuman ini, namun yang bersangkutan tidak sakit. 

"Semua masih mungkin, kita pada situasi pandemi wabah dunia, sudah ada transmisi lokal di daerah dan kemungkinan orang yang membawa kuman ini tidak sakit," jelasnya. 

Terkait tes tersebut S menjelaskan kembali, bahwa hari ini (12/4/2020) pihak RSUD Provinsi NTB telah melakukan tes terhadap dirinya dan istrinya (M), sehingga hari ini mereka masih tinggal di RSUD Provinsi NTB menunggu hasil tes. 

"Hari ini sampel darah kami sudah diambil, kami menunggu hasil tes,  kami harap kami segera diperbolehkan pulang," ujarnya. 

Mempertegas hal tersebut anggota Satgas Penanganan Covid-19 dari Puskesmas Penimbung, Muhammad Heri, sejatinya pasien HW sudah diperbolehkan pulang sejak Sabtu (11/4/2020), namun karena proses administrasi pasien harus menunggu hingga Hari Senin (13/4/2020). Selain itu harus menunggu hasil tes orang tua pasien (S dan M) dari RSUD Provinsi NTB. 

"Sebenarnya bayi itu (HW) sudah sehat dan diperbolehkan pulang, namun karena urusan administrasi ia harus menunggu hingga Senin, dan menunggu hasil tes orang tuanya," tegas Heri. (sat) 

Posting Komentar

6 Komentar

  1. biaya adaministrasi yang harus diselesaikan lumayan besar bagi sekelas buruh kuli bangunan seperti orang tua pasien.
    sejumlah 3,5juta setelah 3 hari disana dimintakan sama ortu pasien oleh pihak RS.

    BalasHapus
  2. itu pengakuan dari orang tua pasien tersebut.

    BalasHapus
  3. Astaga kok besar sekali apa g ada bantuan dari pemerintah, seharus nya g usah ada pls gratis bagi masyarakat yg di utamakan biaya pengobatan pasien nya...kasihan

    BalasHapus
  4. Jadi berbiaya.. ?Kan pendemi nasional..oalah

    BalasHapus
  5. Kirain gratis soalnya in wabah sedunia ya allahh gimna tohh

    BalasHapus
  6. Sulit kalau sudah berhubungan dengan peralatan Laboraturium, ndak ada yg bisa gratis, disinilah perlunya interfensi Negara bagi yg terjangkit, bukan hanya yg terdampak yg malah di gratiskan Listriknya selama 3 bulan, yg terkena malah bayar rumah sakit.

    BalasHapus