Breaking News

6/recent/ticker-posts

Pekenan Dayan Gunung, Pusaka Keris Jadi Primadona | Suara Bumigora

Lalu Kusnawan, saat berfoto bersama para tokoh

Lombok Utara, suarabumigora.com - Menghidupkan pariwisata di masa pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid 19, Gili Hotels Assosiation (GHA) bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KLU menggelar giat "Pekenan Dayan Gunung", kegiatan yang dilangsungkan dua hari (12-13/12/2020) di Gili Trawangan tersebut bertujuan membangkitkan budaya sebagai ikon pariwisata. Salah satu yang menjadi primadona adalah pusaka Keris. 


Dalam sambutannya, Ketua GHA, Lalu Kusnawan, menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dari Lombok mau pun dari provinsi lain di Indonesia. Tercatat, para pecinta keris datang dari berbagau penjuru, seperti Sumatera, Madura, Bali dan Sumbawa. 


"Saya tidak tahu lagi harus berkata apa, matur tampiasih agung-agung (terima kasih banyak) kepada hadirin yang sudah jauh-jauh datang ke sini bahkan dari luar daerah," ujar Kusnawan, dengan nada haru.  

Salah satu tokoh memegang keris

Ia memaparkan, awalnya target kunjungan pada Pekenan Dayan Gunung ini ditaksir mencapai 1500 pengunjung, namun melihat situasi dan kondisi, ia mengasumsikan hanya 700 sampai 800 pengunjung yang diperkirakan hadir. 


"Awalnya kita targetkan 1500, tapi melihat kondisi sepertinya hanya 700 sampai 800 orang yang akan berkunjung," paparnya. 


Mengapa keris?, Ia menjelaskan keris merupakan pusaka yang sangat bernilai, dari segi historis, sakralitas bahkan bernilai mistis. Dari segi ekonomi, geliat keris dinilai tidak terpengaruh pandemi Covid-19, sehingga nilai transaksi dari keris pun tidak turun. 


"Keris ini kan pasarannya kalangan menengah ke atas, berdasarkan hasil riset kecil-kecilan kami, transaksi keris tetap stabil meski di masa pandemi," jelas Kusnawan. 

Ritual Sorong-serah sebagai pembuka kegiatan Pekenan Dayan Gunung 

D i tempat yang sama, Ketua Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) NTB, Fahri Habibi, mengapresiasi kegiatab yang diinisiasi GHA dan Disbudpar KLU ini. Baginya ini merupakan wadah penyalur temu antara pecinta keris, kolektor, dan pengerajin serta mempeekenalkan keris lebih dekat dengan masyarakat modern. 


"Saya bersyukur ada kegiatan ini, ini wadah kami bertemu sesama pegiat perkerisan dan juga dapat mendekatkan keris sebagai pusaka leluhur kita yang kini sedikit dilupakan masyarakat modern," papar Habibi. 


Habibi menyatakan, Lombok dapat dikatakan sebagai etalase keris nasional, pasalnya hampir semua jenis keris di Indonesia ada di Lombok, karena itu ia menyatakan sangat tepat pameran keris di Pekenan Dayan Gunung ini diselenggarakan di Lombok. 


"Hampir semua jenis keris di Indonesia ini ada di Lombok, saya rasa tepat kegiatan ini digelar di sini," jelasnya. 


Sementara itu, Kepala Bidang Promosi Disbudpar KLU, Setiadi, menyatakan kegiatan ini bernilai positif untuk kebangkitan ekonomi masyarakat KLU, pasalnya pameran ini melibatkan berbagai UMKM di Lombok Utara,  mulai dari pengerajin tenun Bayan, pengerajin seni kriya, dan kuliner. 


"Ini untuk mengabarkan kepada dunia, sesungguhnya pariwisata kita khususnya tiga gili sudah siap dikunjungi, kita bebas dari korona. Kita menunjukan pariwisata dan UMKM kita sudah bangkit kembali," seru Setiadi.


Acara Pekenan Dayan Gunung tersebut berlangsung haronis dan hangat, dihadiri oleh berbagai tokoh budayawan dan dibuka dengan menggunakan ritual adat Sorong-Serah. (sat) 

Posting Komentar

0 Komentar