Breaking News

6/recent/ticker-posts

Bini Sasak Jadi Penjaga Budaya, Maulid Adat Sasak Gaungkan Kearifan Lokal | Suara Bumigora


Mataram, suarabumigora.com – Majlis Adat Sasak (MAS) menggelar Maulid Adat di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pagutan, Kota Mataram, Rabu (17/9/2025), untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perhelatan bertema “Penguatan Nilai Kearifan Lokal dalam Gelar Budaya Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW dan Pemantapan Kelembagaan Dewan Bini Sasak Majlis Adat Sasak Guna Membangun Peradaban Bini Sasak yang Berdaulat” ini menjadi ajang pelestarian tradisi leluhur sekaligus mempererat ukhuwah Islamiyah masyarakat Lombok.


Ketua MAS NTB, Lalu Sajim Satriawan, menegaskan Maulid Adat Sasak bukan sekadar ritual keagamaan.

“Maulid Adat Sasak mengajarkan kita menjaga nilai budaya sambil memperkuat keimanan. Ini warisan berharga yang harus kita rawat untuk generasi mendatang,” ujarnya.

Ia juga menyoroti peran Dewan Bini Sasak, sayap organisasi MAS, yang kian aktif mendukung pemerintah dan masyarakat.

“Perempuan Sasak harus mampu berkolaborasi dan adaptif terhadap persoalan kekinian, termasuk adat, budaya, dan tantangan nasional. MAS harus berpijak pada nilai dan peradaban lokal, meski berada di tengah arus wacana global,” tegasnya.

Menurut Sajim, penguatan Dewan Bini Sasak adalah harapan bersama agar organisasi ini terus menginspirasi, akomodatif, adaptif, dan responsif terhadap isu-isu adat maupun nasional.
“Di tengah globalisasi, kita harus mendasarkan diri pada kemampuan lokal untuk menjaga peradaban kita. Peran Bini Sasak perlu diperluas untuk membantu pemerintah menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.

Dewan Pemucuk Bini Sasak MAS, Hj. Warni Djuwita, menyampaikan apresiasi atas dukungan masyarakat dan pemerintah daerah. Ia menegaskan Bini Sasak bukan sekadar pelengkap organisasi, tetapi motor penggerak pelestarian budaya dan nilai-nilai Islam.

“Kebersamaan ini menunjukkan bahwa adat dan agama bisa berjalan berdampingan. Bini Sasak hadir bukan hanya untuk menjaga tradisi, tetapi juga memperkuat peran perempuan dalam pendidikan, ekonomi, sosial, dan spiritualitas. Kami ingin memastikan perempuan Sasak berkontribusi aktif tanpa meninggalkan akar budaya kita,” ujarnya.

Warni menambahkan, penguatan Dewan Bini Sasak penting untuk menjaga nilai-nilai luhur leluhur yang berpijak pada Islam sebagai akar budaya Sasak sejak masa Kerajaan Selaparang. Ia juga menyinggung prinsip adat Sasak “Adat Beteken Betaqa’ dan Betatah Agama”—bahwa tradisi tidak boleh bertentangan dengan ajaran Islam.

“Kami berharap peran perempuan Sasak semakin besar dalam melestarikan budaya dan mendukung pembangunan daerah. Melalui kegiatan seperti ini, kita bukan hanya mengenang kelahiran Rasulullah, tetapi juga menanamkan semangat persatuan, gotong royong, dan penghormatan pada warisan budaya,” tambahnya.

Mewakili Gubernur NTB, Asisten I Setda NTB Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Fathurahman, menyebut Maulid Adat Sasak sebagai momentum spiritual dan kultural.

“Maulid adalah jembatan antara masa lalu, kini, dan masa depan. Dalam adat Sasak, perempuan memegang peran penting sebagai penjaga nilai luhur, baik di rumah tangga, komunitas, maupun pengambilan keputusan adat. Pembangunan sejati bukan hanya infrastruktur, tetapi juga pembangunan karakter dan jati diri berbasis kearifan lokal,” ujarnya.

Selain perayaan Maulid, acara ini juga menjadi ajang pemantapan pengurus Dewan Bini Sasak periode 2022–2027 untuk memperkuat peran perempuan dalam pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan, dihadiri tokoh adat Sasak, budayawan seperti Lalu Azhar dan Lalu Srinata, serta perwakilan organisasi perempuan dari berbagai wilayah di Kota Mataram. Ritual adat, pembacaan shalawat, doa bersama, dan jamuan tradisi Sasak turut memeriahkan acara, menegaskan kembali posisi Maulid Adat Sasak sebagai bagian penting dari identitas budaya dan spiritual masyarakat Lombok. (lws)

Posting Komentar

0 Komentar