 |
| Sawah di KLU terdampak kekeringan |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) perlu memutar otak lantaran dampak kekeringan yang terjadi di daerah ini kian mengkhawatirkan. Ada 32 titik kekeringan yang berada di 10 desa di KLU yang membutuhkan perhatian. Diperlukan setidaknya 32 sumur bor (menurut analisis BPBD KLU) sebagai alternatif penaggulangan kekeringan.
Terkait hal tersebut Sekda KLU, Anding Duwi Cahyadi menyatakan, pihaknya telah bekerja sama atau mendapatkan bantuan dari TNI untuk. pembangunan sumur bor. Rencananya, pembangunan sumur bor tersebut akan dilakukan tahun depan (2024), melalui program Taruna Manunggal Masuk Desa (TMMD).
"Alhamdulillah untuk kekeringan ada alternatif yang bisa kita lakukan, ada bantuan dari TNI melalui program TMMD yang akan dilaksanakan tahun depan," ujar Anding, Jumat (17/11/2023).
Ia mengungkapkan, pihak TNI akan mengucurkan dana sejumlah Rp 1 Miliar untuk pembangunan sumur bor tersebut. Diharapkan, sumur bor ini dapat menekan dampak kekeringan yang terjadi di Lombok Utara ke depannya.
 |
| Sekda KLU Anding Duwi Cahyadi |
"Semoga dengan adanya sumur bor ini, nantinya dapat diminimalisir dampak kekeringan seperti ini," harapnya.
Sementara itu, Sekertaris BPBD KLU, I Nyoman Juliada menjelaskan hasil analisis BPBD KLU terkait penanggulangan kekeringan, khususnya dengan sumur bor. Ia menyatakan, efektifnya dibuat 32 sumur bor sejumlah titik kekeringan, tapi itu akan memakan biaya yang tidak murah, sehingga perlu dilakukan bertahap.
"Kalau kita lihat jumlah titik kekeringan, kita butuh sumur bor sejumlah 32 itu. Tapi itu mahal, nanti bisa bertahap, ada bantuan dari TNI, mungkin nanti juga pemda akan menganggarkan," urai Juliada.
Juliada menambahkan, krisis air yang terjadi di KLU butuh kesadaran semua pihak, lantaran air menjadi kebutuhan semua orang. Peningkatan kesadaran terkait kelestarian lingkungan, menurutnya penting dilakukan. (sat)
0 Komentar