Breaking News

6/recent/ticker-posts

Pemda Tak Pusatkan Lebaran Topat, Komunitas di KLU Tetap Meriahkan Lebaran Adat | Suara Bumigora

 

Kegiatan lomba Merangkai Ketupat

Lombok Utara, suarabumigora.com - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) telah menyatakan tidak memusatkan peringatan lebaran adat, atau yang lebih dikenal dengan Lebaran Topat yang selalu dilaksanakan seminggu setelah Idul Fitri. Kendati tidak memusatkan kegiatan peringatan tersebut, pemda mengizinkan kegiatan peringatan Lebaran Topat dilakukan oleh pihak pemerintah desa, atau komunitas-komunitas budaya. Hal itu diungkapkan Sekda KLU Anding Duwi Cahyadi, saat ditemui di ruang kerjanya pada Jumat (28/4/2023). 


"Pemda tidak menyelenggarakan peringatan Lebaran Topat, apalagi terpusat. Meski begitu, kami mempersilahkan bagi pihak-pihak desa, atau komunitas yang ingin memeriahkan," ungkap Anding. 


Bukan tanpa alasan, Anding menyatakan, pemerintah pusat telah memerintahkan kepada seluruh pemerintah daerah untuk menunda aktivitas keramaian hingga dua minggu pasca Idul Fitri. Menurut Anding, hal tersebut juga memiliki sisi positif, dengan pemda tidak memusatkan kegiatan di satu titik, kreativitas dari desa ataupun komunitas dapat ditunjukan. 


"Ini ada sisi positifnya, agar kreativitas desa atau komunitas dapat ditunjukan, kalau selama ini terpusat acaranya sudah dikonsep panitia pemda, jadi terbatas yang dapat ditampilkan," papar Anding. 


Benar saja, tingkat kreativitas para pemuda dapat ditampilkan pada peringatan Lebaran Topat kali ini. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Remaja Dusun Rangsot Timur dan Rangsot Barat, Desa Sigar Penjalin, Tanjung. Mereka mengadakan berbagai kegiatan yang sarat nilai kebudayaan, mulai dari Lomba Merangkai Ketupat, Tadarus Budaya yang diisi oleh para narasumber berkompeten, Festival Layangan, pertunjukan seni, Sketsa, hingga Pawai Kirab malam Lebaran Topat. Diketahui, kegiatan yang dilaksanakan sejak 26-29 April 2023 tersebut bertajuk "Festival Lebaran Topat Mungkuk Rangsot".


Ketua Pelaksana kegiatan tersebut, M. Ansori menuturkan, kegiatan Festival Lebaran Topat, telah dilakukan pihaknya sejak 2013 lalu dan rutin hingga saat ini. Namun, saat ini remaja dusun tersebut tidak sendiri, mereka bekerja sama dengan komunitas-komunitas budaya yang ada di sana, seperti Yayasan Pasir Putih Pemenang, Gerbong Tua, Klinik Rupa, Gareda Temok Girang, dan Lesbumi. 


Kegiatan Tadarus Budaya

"Sudah 10 tahun kita lakukan terutama lomba-lomba ini, tapi sekarang lebih lengkap dan lebih meriah karena kita juga dibantu kawan-kawan komunitas," ujar Ansori. 


Menurutnya, hal ini merupakan prosesi silaturahmi dan upaya pelestarian budaya yang dilakukan remaja Rangsot sebagai pemuda penerus. Selain itu, kegiatan seperti perlombaan merangkai ketupat, merupakan apresiasi kepada ibu-ibu yang selama ini menyajikan ketupat untuk keluarga. 


"Ini murni silaturahmi, pada intinya kita juga mengapresiasi ibu-ibu kita, karena telah menyiapkan hidangan ketupat untuk keluarga. Ada hadiah alakadarnya berupa alat masak, perlengkapan dapur, dan sejenisnya, untuk 10 besar finalisnya. sampai saat ini peserta sekitar 32 orang," jelasnya. 


"Ini festival kemenangan, sederhana, tidak bermewah-mewahan, semua elemen kita berikan ruang, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua, pada dasarnya yang penting kita berbahagia, itulah tujuannya," tambah Ansori. 


Pihak Yayasan Pasir Putih, M. Gozali juga menuturkan, kegiatan yang digagas para pemuda Rangsot merupakan upaya yang cukup bermanfaat bagi para pemuda terutama dalam melestatikan budaya, seperti yang diketahui, Lebaran Topat merupakan lebaran adat atau budaya bagi masyarakat Sasak. 


"Ini kegiatan yang positif, ada perlombaan, festival, diskusi, pertunjukan, bagi saya ini lengkap, dan bermanfaat bagi masyarakat." tegasnya. (sat)

Posting Komentar

0 Komentar