Foto danau Segara Anak, Rinjani, melalui bukit Kondo |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Sejak diterapkannya penjualan tiket secara online untuk pendakian gunung Rinjani beberapa pihak merasa kesulitan mengakses tiket. Khususnya para pendaki dengan tujuan spiritual (biasanya kelompok ini didominasi para orang tua yang mendaki guna melakukan meditasi atau pengobatan). Hal tersebut juga beberapa waktu lalu dikemukakan oleh Kepala Desa Loloan, Mahyudin.
Mahyudin menuturkan, banyak para orang tua yang berasal dari dusunnya (Torean) yang berniat meditasi ke gunung Rinjani kerap kesulitan mengakses tiket. Selain karena para orang tua tersebut masih gagap teknologi, kondisi tempatnya pun masih kekurangan signal internet.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Dedi Asriadi mengemukakan, pihaknya telah menempatkan petugas-petugas di masing-masing pos masuk atau pos keluar gunung Rinjani guna melayani pendaki-pendaki dengan tujuan spiritual tersebut.
Menurutnya, pihaknya telah menempatkan petugas di seluruh pos pintu masuk seperti pintu Sembalun, Senaru, dan Torean.
"Jangan khawatir, kami sudah menempatkan petugas-petugas kami di sana, jadi tidak perlu merasa kesulitan. Kami memahami gunung Rinjani juga tempat sakral untuk masyarakat kita, sehingga bukan hanya wisatawan yang melakukan pendakian," urai Dedi.
Ia menegaskan, para petugas di pos pintu masuk akan melayani para pendaki dengan tujuan spiritual. Kemudian mereka hanya dikenakan pembayaran asuransi saja. Tentu hal tersebut melalui penilaian petugas apakah mereka (pendaki) merupakan wisatawan atau para pejalan spiritual. Hal tersebut, menurut Dedi, jelas dapat dibedakan melalui penampilannya.
"Kami layani secara offline, nanti mereka (pendaki spiritual) hanya akan dikenakan biaya asuransi. Namun kami juga melakukan pengecekan, terutama dari penampilan, sehingga beda rupanya wisatawan dan orang-orang tua kita yang ingin meditasi," jelasnya.
Dedi kemudian menegaskan, masyarakat adat ataupun para orang tua yang ingin bermeditasi di gunung Rinjani tidak perlu merasa resah akibat tidak mendapatkan tiket, karena BTNGR menyediakan fasilitas untuk itu.
Di sisi lain, Sekda KLU Anding Duwi Cahyadi berharap, BTNGR lebih meningkatkan lagi pelayanan-pelayanan pendakian khususnya kepada masyarakat yang bertujuan untuk meditasi. Menurutnya, gunung Rinjani sejak lama menjadi sentral spiritual bagi masyarakat Sasak dari berbagai belahan Lombok.
"Rinjani ini tempat sakral bagi masyarakat Sasak, di sana dianggap sebagai sentral spiritual bagi masyarakat kita, sehingga harapan saya para pendaki dengan tujuan spiritual ini mendapat pelayanan khusus, karena mereka kebanyakan orang tua," ujar Anding.
Menurutnya, selama ini, pihaknya memang tidak mengeluhkan pelayanan BTNGR selaku pengelola. Namun, diharapkan ada peningkatan pelayanan terhadap para orang tua yang mendaki dengan tujuan meditasi.
"Selama ini BTNGR sudah mengelola Rinjani dengan baik, namun semoga ke depan ada peningkatan pelayanan bagi para pendaki spiritual kita," tutup Anding, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (31/5/2022). (sat)
0 Komentar