Kepala Desa Selelos, Judin |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Pasca mekar tahun 2020 lalu, dan memiliki kepala desa definitif pada tahun ini (2022) Selelos resmi menjadi desa mandiri yang tengah berpisah dari desa induknya yaitu Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Lombok Utara. Desa yang berada di pelosok hutan Gangga ini, hampir seluruh wilayahnya merupakan areal pertanian-perkebunan dengan berbagai komoditi seperti Kopi, Kakau, Cengkeh, Alpukat, Vanili, Porang, Pisang dan Kelapa.
Mekar dari desa induknya, Selelos kini dipimpin oleh Judin, kepala desa dengan latar belakang petani hutan. Ia berhasil memimpin Desa Selelos setelah menang pada ajang pemilihan kepala desa (pilkades) 2021 lalu. Kendati seorang petani, Judin merupakan seorang Sarjana Hukum.
Dengan kondisi geografis desa yang hampir 100 persen merupakan areal pertanian-perkebunan, tentu saja Judin menaruh harapan memajukan desanya dari sektor tersebut. Sementara sektor lain yang dapat dimanfaatkannya adalah sektor pariwisata alam.
"Kami yakin, kami mampu bersaing dengan desa-desa yang lain, tentu saja dengan memanfaatkan potensi pertanian-perkebunan dan pariwisata alam yang ada di sini," ujar kepala desa yang berpenampilan sederhana itu.
Ia mengaku, memang dari segi pembangunan fisik, desanya masih kekurangan berbagai infrastruktur. Hal tersebut diakibatkan juga oleh minimnya anggaran yang dimiliki desa pasca pandemi, terlebih Selelos merupakan desa baru.
"Dari segi fisik infrastruktur, memang masih banyak yang kurang," jelasnya, Senin (7/2/2022).
Kendati dengan anggaran minim, ia optimis mampu memajukan desanya. Faktor pendidikan masyarakat, menjadi modal besar baginya. Menurutnya angka putus sekolah di Selelos sangat rendah, dan justru banyak masyarakat terutama pemuda tengah mengenyam pendidikan tinggi. Modal sumber daya manusia (SDM) tersebut dipercaya akan mampu mendorong Selelos menjadi desa bersaing.
"Selain alam dan sektor pertanian, di sini rata-rata pemuda kami sekolah tinggi, sedikit sekali angka putus sekolah di sini. Saya yakin putra-putri terbaik Selelos mampu membawa kita bersaing," tambah Judin.
Kepala Desa Bentek, Warna Wijaya (kiri) bersama Kepala Desa Selelos, Judin (kanan) |
Sementara, kini Selelos memiliki produksi unggulan berupa hasil tani Cengkeh, Kakau, Kopi, Porang, Pisang, Kelapa, Alpukat, dan Vanili. Namun Judin berharap, masyarakatnya ke depan mampu membuat produk olahan dari hasil bumi tersebut. Kini hanya ada beberapa UMKM di desa baru tersebut yang mampu mengolah komoditas kopi menjadi kopi kemasan, dan beberapa juga mengolah pisang menjadi pisang sale. Lalu hasil pertanian lainnya masih dijual mentah secara gelondongan.
"Di sini sudah ada kelompok UMKM tapi baru yang memproduksi kopi kemasan saja, dan beberapa pisang sale, sisanya dijual gelondongan tanpa diolah," ujarnya.
Ke depan, tentu saja peningkatan SDM di bidang pengolahan hasil tani menjadi prioritas kerja Judin, agar Selelos tidak lagi dikenal sebagai produsen hasil tani mentah tetapi dapat menciptakan olahan-olahan hasil tani dengan peningkatan nilai ekonomi.
Di samping itu, ada beberapa potensi pariwisata alam yang dapat dikelola oleh pihak Desa Selelos melalui Kelompok Sadar Wisata (Poldarwis). Saat ini ada destinasi air terjun Tiu Saong, Tiu Frendo, dan mata air Kakong, yang sudah dikenal masyarakat luas dan bisa dimaksimalkan oleh pihak desa.
"Pengelolaan air terjun yang tiga ini adalah warisan dari desa induk, untuk itu kami juga harus tetap berkolaborasi dengan mereka, dan dapat saling mengisi," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bentek Warna Wijaya mengemukakan, meski Selelos telah mekar dan menjadi desa mandiri, Desa Bentek dan Selelos tetap harus menjalin kolaborasi yang baik. Banyak hal yang belum terbentuk di Selelos sehingga pendampingan dan arahan dari desa induk tetap dibutuhkan.
"Banyak warisan gagasan positif kami dulu yang dapat dilanjutkan oleh desa baru itu, dan kita tetap harus berkolaborasi, tetap mendampingi," jelas Warna.
Dari sisi perekonomian sektor tani, Warna menjelaskan, Desa Selelos dan Desa Bentek sedikit berbeda tofografi, Selelos letaknya lebih tinggi dan Bentek di bawah, sehingga hasil-hasil pertanian pun berbeda. Oleh perbedaan itu, Warna menyatakan mutlak adanya kerja sama yang baik dalam hal perekonomian di sektor pertanian itu.
"Hasil tani kami berbeda-beda, itu sebabnya kita bisa berkolaborasi, saling mengisi guna meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat kami," terang Warna.
Sebagai desa baru, saat ini desa Selelos sedang menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), dan sedang membentuk lembaga-lembaga desanya. (sat)
0 Komentar