Breaking News

6/recent/ticker-posts

Sejak Gempa 2018 SDN 4 Gumantar Masih Terlantar | Suara Bumigora

Salah satu ruang kelas SDN 4 Gumantar

Lombok Utara, suarabumigora.com - Sejak diguncang gempa pada Tahun 2018 silam, kondisi infrastruktur  Sekolah Dasan Negeri (SDN) 4 Gumantar yang berada di Dusun Tenggorong, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan ini belum bisa pulih kembali. Sekolah yang memiliki sekitar 150 siswa ini, hingga kini terpaksa melakukan aktivitas belajar mengajar di satu bangunan gedung sementara yang hanya berkapasistas tiga ruang kelas dan satu ruang guru yang sekaligus menjadi ruang Kepala Sekolah. 


Gapura gerbang runtuh, pagar pembatas sebagian besar roboh, ruang kelas berdebu dan panas, serta hanya dua toilet sisa bangunan yang tak roboh oleh gempa adalah infrastruktur yang dimanfaatkan oleh puluhan guru dan 150 orang siswa yang masih aktif belajar hingga saat ini. Bahkan pelaksanaan ujian tahun ini dilakukan di gedung usang tersebut. 


Sebelumnya, SDN 4 Gumantar sempat dibuatkan ruang belajar sederhana dari bambu yang merupakan sumbangan dari pihak swasta, setahun kemudian bangunan yang berbahan dasar bambu tersebut kemudian menjadi lapuk dan tidak bisa digunakan. Setelah itu barulah mereka mendapat sumbangan gedung sementara yang mereka gunakan hingga saat ini. 


Muriadep saat diwawancara media

"Kelas cuma tiga ruangan, satu ruang guru bercampur ruang Kepala Sekolah sekaligus perpustakaan, cuma itu saja fasilitas belajar kami di sini, dulu sempat ada diberikan bantuan ruang sekolah dari bambu, tapi hanya satu tahun lapuk, dan dikasi lagi sumbangan gedung ini, nah ini yang kami gunakan sampai sekarang," jelas Muriadep, salah satu Guru Honorer di SDN 4 Gumantar, yang telah mengabdi sejak 2012 lalu. 


Musim panas, para siswa harus bersesak-sesak akibat debu yang berhamburan, dan pada musim hujan ruang kelas mereka kebanjiran. Bahkan setinggi mata kaki hingga setinggi lutut orang dewasa. 


"Kalau musim hujan banjir di sini, jalan raya saja lebih tinggi dari halaman sekolah jadi air mengalir ke sini, kalau musim panas sesak debu di mana-mana," tambahnya saat ditemui media, Jumat (11/6/2021). 


Tampak ruang guru SDN 4 Gumantar

Ketua Komite Sekolah SDN 4 Gumantar yang juga merupakan salah satu anggota DPRD KLU dari fraksi PPP Narsudin, menyatakan ia bersama Kepala Sekolah dan Kepala Dusun setempat telah melakukan beberapa upaya guna membantu SDN 4 Gumantar. Namun hasilnya masih nihil, ia beberapa kali menyuarakan hal tersebut ke Dinas Dikpora KLU, Dinas tersebut bahkan telah terjun ke lapangan memeriksa kondisi tersebut. Namun hingga saat ini faktanya SDN 4 Gumantar masih terlantar. 


"Kita telah berupaya mengajukan meminta bantuan dari berbagai pihak, namun belum berhasil. Begitu juga kami sudah suarakan ke Pemda KLU bahkan orang Dikpora KLU sudah turun, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut," jelas Narsudin. 


Ditemui di kantornya, Kepala Dinas Dikpora KLU Fauzan, memberikan klarifikasi terkait hal tersebut. Fauzan membenarkan ia sendiri bersama timnya telah melakukan peninjauan lapangan ke SDN 4 Gumantar, dan bahkan telah mencantumkan anggarannya pada DPA Dinas. Namun akibat pandemi Covid-19 anggaran tersebut telah di-refocusing sehingga pihaknya belum mampu berbuat untuk SDN 4 Gumantar saat ini, meski ia pun mengaku masih melakukan upaya-upaya mengatasi hal tersebut. 


Salah satu fasilitas belajar mengajar di SDN 4 Gumantar

"Kami sudah turun ke lapangan, bahkan kami sudah anggarkan juga, tapi akibat Covid ini anggaran di-refocusing dan kami belum bisa menindak lanjuti. Kami tidak diam, kami terus berupaya untuk menyelesaikan persoalan itu," jelas Fauzan. 


Kembali, Muriadep menyampaikan harapannya, ia berharap pihak mana pun terutama Pemda KLU dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan infrastruktur sekolah yang layak. Agar proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan baik. Beruntung kondisi Covid-19 tidak memaksa sekolah harus belajar dengan tatap muka, jika sistem tatap muka, maka siswa harus antre masuk kelas. 


"Sekarang masih Covid, jadi masih gampang kita atur misalnya kelas kecil (1,2,3) sekolah tiga hari, kelas besar (4,5,6) sekolah tiga hari juga. Tapi kita tidak tahu, apa tahun depan sudah tatap muka semua, maka kami akan kesulitan memenuhi kebutuhan ruang kelas," tutup Muriadep, sembari berharap. 


Namun setelah penelusuran media ke lokasi SDN 4 Gumantar, ternyata tidak hanya sekolah tersebut yang masih melakukan aktivitas belajar mengajar di bangunan gedung sementara, nasib serupa juga dialami tetangganya SDN 2 Gumantar, hal ini masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemda KLU guna mengatasi problema pendidikan di bumi Tioq Tata Tunaq. (sat) 

Posting Komentar

0 Komentar