Breaking News

6/recent/ticker-posts

Hotel Berbintang di Gili Ramai Banting Harga, Hotel Menengah Kian Pusing | Suara Bumigora

General Manager Gili Sands, Ain Hussin saat diwawancarai media di lokasi usahanya

Lombok Utara, suarabumigora.com - Semenjak pandemi Covid-19 menyerang kawasan wisata tiga gili langsung dikosongkan dari wisatawan pada Maret lalu. Imbasnya saat ini kondisi wisata di tiga gili masih belum pulih, berbagai hotel berkelas bintang ramai-ramai membanting harga. Sehingga dinilai berdampak lebih parah untuk hotel-hotel kelas menengah ke bawah. Penurunan harga tersebut dinilai tidak lazim untuk hotel berbintang. 


Ditemui di lokasi usahanya, General Manager Gili Sands, Ain Hussin menjelaskan ada tiga hal yang terlihat timpang pada pariwisata di tiga gili, salah satunya mengenai pembantingan harga. Hotel-hotel berbintang dinilai membanting harga terlalu ekstrem sehingga berdampak pada hotel-hotel yang lebih kecil. Jelas dengan harga murah tamu akan memilih hotel berbintang dengan fasilitas yang jauh lebih memadai. Ain menyebutkan, Asosiasi harus tegas terkait dengan standar penurunan harga tersebut, dengan mengatur nilai maksimum dan minimum sesuai kelas hotel. 


"Saya merasa kasihan jika penegasan peraturan terhadap penurunan harga ini tidak segera dilakukan, ini hotel kecil jelas akan termarjinalkan," jelas Ain. 


Selain penurunan harga ekstrem, menurut Ain, hal yang menjadi kendala juga terkait dengan kegiatan Party, selama ini di gili Trawangan, party itu sudah menjadi label. Menurutnya, jika ingin pariwisata Trawangan kembali hidup maka party harus digelar tetapi tetap dengan pembatasan dan protokol kesehatan, meski sedikit tapi dengan adanya party gili Trawangan bisa hidup. 


"Party itu kan labelnya Trawangan, jadi jika tidak party Trawangan tidak hidup, party harus digelar kembali dengan pembatasan jumlah tamu dan protokol kesehatan. Jadi sedikit-sedikit tapi kita bisa bernafas," paparnya. 


Menanggapi hal tersebut, ketua Gili Hotels Assosiations (GHA) Lalu Kusnawan menjelaskan, sebenarnya ketimpangan penurunan harga bisa saja diatur, namun permasalahan di tiga gili lebih kompleks. Sebut saja dengan jumlah tamu yang berkunjung saat ini hanya 40 sampai 120 tamu setiap minggunya, sementara jumlah properti di tiga gili lebih dari 900 properti, sehingga dengan adanya skema pengaturan tarif pun masih belum efektif. Terlebih, menurutnya, wisatawan saat ini sudah sangat pintar tawar-menawar harga. 


"Kami sangat paham dengan kondisi apa yang dikeluhkan oleh teman-teman hotel, tapi agak susah juga karena memang akar masalahnya bukan di sana. Jumlah tamu kita sangat sedikit tidak bisa merata meski kita mengatur penurunan tarif minimum," jelas Kusnawan. 


Kendati demikian, ia menyatakan akan segera mengatur hal-hal tersebut, pihak GHA juga sedang menunggu SOP (standar operasional prosedur) Covid-19 hasil dari simulasi yang dilakukan beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan dalam waktu dekat Dinas Kesehatan KLU akan segera menerbitkan SOP tersebut. 


"Kita akan segera atur hal-hal itu, dan saat ini kita juga sedang menunggu SOP Covid-19 dari Dikes, yang merupakan hasil simulasi beberapa waktu lalu," tutupnya. (sat) 

Posting Komentar

0 Komentar