Breaking News

6/recent/ticker-posts

Mataram dan Lombok Barat Masih Zona Merah, Akan Dibentuk Tim Khusus Tangani Covid 19 | Suara Bumigora

Mataram, suarabumigora.com - Gubernur NTB, Zulkieflimansyah bersama Forkompimda NTB memberi atensi khusus terkait penanganan Covid-19 di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat. Pasalnya, kedua wilayah tersebut masih dalam kategori zona merah (resiko tinggi).

Karena itu, setelah mendengarkan masukan dari Forkompimda NTB dan kedua daerah bertetangga tersebut, Gubernur Dr. Zul  menargetkan pada akhir Juli mendatang, Kota Mataram dan Lombok Barat harus mampu berubah menjadi Zona Hijau bagaimana pun caranya. 

Untuk mencapai target tersebut, akan dibentuk Tim Khusus yang melibatkan Pemerintah Provinsi NTB, TNI, Polri, Pemkot Mataram dan Pemkab Lombok Barat yang fokus melakukan pemantauan dan pengawasan serta melaporkan progres penangan Covid-19 di kedua wilayah itu setiap hari.

"Saya harap tim khusus segera dibentuk. Setiap hari harus ada laporan yang saya terima. Supaya kita bisa segera mempercepat penanganan Covid-19 di dua wilayah tersebut," tegas Gubernur di dampingi Wakil Gubernur Hj. Siti Rohmi Djalilah saat memimpin rapat koordinasi dengan Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh dan Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid di Ruang Rapat Utama Setda NTB, Selasa (30/6/2020).

Dalam rakor sinergitas Penanganan Covid-19 di wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat tersebut juga dihadiri oleh Kapolda NTB, Irjen. Pol. M. Iqbal, Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, Kejati NTB, Nanang Sigit Yulianto serta forkompinda NTB mapun pemerintah kota Mataram dan Lombok Barat.

Sementara itu, Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah mengungkapkan, perkembangan penyebaran Covid-19 kedua wilayah itu menunjukan trend perkembangan yang mengkhawatirkan. Baik dari jumlah orang yang meninggal maupun orang yang terkonfirmasi positif. Untuk itu, penyebarannya jangan dianggap sederhana. Bahkan dari minggu ke minggu menunjukkan kondisi Mataram sedang tidak baik-baik saja. Hampir setiap hari ada yang meninggal, bukan hanya meninggal karena penyakit bawaan. Tapi juga tanpa komorbid ungkap Wagub yang akrab disapa Ummi Rohmi.

Ummi Rohmi menegaskan, penanganan Covid-19 untuk kedua wilayah itu harus betul-betul fokus.Terutama di tempat keramaian seperti pasar, destinasi pariwisata yang mulai dikunjungi maupun di tempat- tempat layanan publik agar benar-benar menerapkan protokol Kesehatan secara disiplin dan ketat.

Menurutnya, sosialisasi dan edukasi perlu terus dikuatkan lagi agar masyarakat benar-benar memahami protokol Covid-19. Sehingga kedua daerah segara menjadi zona hijau, yang memungkinkan masyarakat hidup normal dengan protokol kesehatan, tegasnya.

Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh mengungkapkan, selama tiga bulan terakhir pemkot Mataram terus bekerja keras untuk mempercepat penanganan Covid-19. Namun faktanya, tingkat kesadaran masyarakat terkait kedisplinan masih sangat minim. Protokol Kesehatan masih diabaikan oleh masyarakat terkait kerumunan masih terjadi di mana-mana. Sedangkan kewajiban saat pakai masker keluar rumah menunjukan antusias masyarakat cukup baik. Sekitar 70 persen warga kota Mataram memakai masker, terangnya.

Menurutnya, hal yang perlu dimasifkan kedepan adalah edukasi, bagaimana kedisplinan masyarakat harus diperketat. Untuk itu, sinergi semua pihak sangat diharapkan untuk meningkatkan kedisplinan masyarakat. 

"Kami siap untuk melaksanakan setiap kebiajakan untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Mataram,” jelasnya.

Ia  menyebut kebijakan pembatasan sosial berbasis lingkungan (PSBL) yang dilakukannya selama ini sudah berjalan efektif di seluruh Kota Mataram. Hasil tracking juga menunjukan penyebaran Covid-19 dalam lingkungan juga hampir tidak pernah terjadi, terangnya. Menurut Walikota, panambahan positif justru terjadi pada orang dalam kategori PDP maupun ODP.

Begitu juga dengan jumlah yang meninggal, menurutnya, mereka rata-rata memiliki penyakit Komorbid atau memiliki penyakit bawaan. Seperti diabetes, jantung dan darah tinggi. Sehingga penambahan dari klaster baru sudah tidak ada lagi, pungkasnya.

Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid mengungkapkan hal yang senada. Ia mengakui bahwa upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lombok Barat hampir sama dengan Kota Mataram. Kegiatan analisa penyebaran Covid-19 menjadi  faktor penting untuk mengambil kebijakan yang lebih tepat. Sehingga upaya percepatan penangan COvid-19 di Lobar segera menemukan titik terang. 

“Kami tetap konsisten melakukan edukasi kepada masyarakat terkait kepatuhan mereka terhadap protocol kesehatan. Kegiatan tracing kepada orang positif juga terus dilakukan. Kami juga meminta harus ada yang dihukum, seperti penutupan toko-toko yang tidak menerapkan protocol Kesehatan begitu yang juga lain, agar mereka memiliki rasa ibah terhadap usaha yang kita lakukan,” tegasnya.

Dijelaskannya, untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Lobar harus memiliki kebijakan yang mengarah ke depan. Tidak mungkin kebijakan lama akan diterapkan Kembali, yang menimbulkan keributan lagi. Karena itu, kebijakan sekarang harus konsisten antar semua pihak untuk saling membantu.

“Mari kita sama-sama keroyok agar penanganannya segera berakhir. Kami juga minta ke pak gubernur untuk memberi penambahan tenaga. Sehingga kita bisa memastikan semua protocol Kesehatan di Kota Mataram dan Lobar bisa kita jalankan dengan konsisten,”tutupnya. (lws)

Posting Komentar

0 Komentar