Banjir rob yang terjadi di pelabuhan Bangsal, Pemenang |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Hujan lebat dan angin kencang yang terjadi di beberapa titik di Provinsi NTB akhir-akhir ini kembali menimbulkan Banjir rob di beberapa wilayah pantai pesisir barat KLU. Banjir jenis ini diketahui telah berkali-kali terjadi dan dikatakan sebagai siklus tahunan.
Dampak kerusakan yang ditimbulkan tidak begitu berat, hanya kerusakan ringan pada beberapa perahu nelayan yang merupakan alat utama penggerak ekonomi masyarakat pesisir, seperti yang terjadi di dusun Teluk Kombal, Pemenang Barat, Pelabuhan Bangsal, Teluk Nara, Malaka dan Muara Putat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KLU, Muhadi, mengatakan banjir seperti ini rutin terjadi hampir setiap tahunnya di pesisir pantai Lombok Utara. Namun biasanya yang paling terkena dampak yakni di wilayah Teluk Kombal dan Muara Putat. Menurutnya, pihak BPBD sendiri telah mengirimkan penyedot air untuk membersihkan bekas terjangan air pasang.
"Sejauh ini tidak ada korban jiwa dan kami juga telah melakukan cek lokasi dan asesment serta meminjamkan alat penyedot air untuk dusun Teluk Kombal. Kerusakan ringan pula terjadi pada beberapa rumah akibat terendam," jelasnya, Kamis (28/5/2020).
Wilayah yang terdampak meliputi 11 Dusun di Desa Malaka, Pelabuhan Bangsal Pemenang dan tiga gili yakni Gili Trawangan, Air dan Meno. Disebutkan, banjir rob ini merupakan siklus tahunan, pihaknya berencana akan membangun atau memperbaiki tanggul guna menangkal terjangan ombak. Untuk saat ini upaya yang dilakukan BPBD sendiri yakni menyediakan karung untuk membuat tanggul darurat.
"Khusus untuk dusun Teluk Kombal, mereka membutuhkan karung beras 50 Kg sebanyak 1000 pcs," pungkasnya.
Kalaksa BPBD KLU, Muhadi |
Diwawancara melalui saluran telepon terkait rencana pembangunan tanggul, Kepala Desa Malaka, Akmaluddin Ichwan, menuturkan perlu ada kajian terlebih dahulu sehingga tidak berbenturan dengan penataan lingkungan maupun masterplane pembangunan pariwisata desa. Diharapkan hasil kajian tersebut dapat berimplikasi positif bagi perencanaan pariwisata desa maupun mitigasi bencana.
"Pembangunan tanggul sepertinya harus kita diskusikan kembali, sebelumnya harus diadakan kajian agar mitigasi bencana dapat berjalan relevan dengan perencanaan pariwisata desa," jelas Ichwan.
Menurut data BMKG, potensi cuaca ekstrem disertai hujan dan angin kencang masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan di wilayah NTB. Sehingga seluruh masyarakat diminta untuk tetap waspada untuk menekan dampak yang ditimbulkan. (sat)
0 Komentar