Breaking News

6/recent/ticker-posts

Pentas Berdua, Siswa dan Siswi SMAN 1 Gangga Raih Dua Gelar Terbaik di Bandung | Suara Bumigora

Aeba, Angly, dan Mulyadi (Kong) saat menerima penghargaan Aktor dan Aktris terbaik pada gelaran Jambore Sastra 2019.

Lombok Utara, suarabumigora.com - Nama "De Galih Mulyadi" atau yang akrab disapa "Kong" memang bukan nama baru dalam dunia teater NTB, Pemuda kelahiran Kakong, Gangga, yang berprofesi sebagai Guru di SMAN 1 Gangga ini berhasil membawa dua  muridnya Mastur Aeba dan Angly Fharisca Alya Mandala menyabet gelar bergengsi sebagai Aktor dan Aktris terbaik pada gelaran Jambore Sastra 2019 di Bandung, 27-30 Agustus lalu. 

Aeba dan Angly,  yang masih duduk di bangku kelas XII ini, berhasil meraih gelar bergengsi Aktor dan Aktris terbaik setelah mementaskan lakon Cupak Gurantang, di panggung jambore sastra tersebut. Mereka tampil di panggung Nasional mewakili Kantor Bahasa Provinsi NTB. 

Menurut Mulyadi alias Kong, guru sekaligus pelatih teater mereka, saat itu Aeba memerankan tokoh gurantang yang notabenenya lebih berkarakter lugu, sangat bertentangan dengan karakter aseli muridnya tersebut. Sedangkan Angly, siswi feminin ini dipermak menjadi sosok maskulin untuk memerankan tokoh Cupak. Menurut Kong kemungkinan dua siswanya tersebut mendapatkan gelar tersebut karena mampu melawan karakter aselinya dan mengadaptasi karakter tokoh. Dari segi cerita, Cupak Gurantang seharusnya dimainkan oleh beberapa orang, namun karna hanya dua orang yang ikut Kong harus memutar otak mengimprovisasi naskah. 

Mulyadi, Angly dan Aeba, saat ditemui tim liputan suarabumigora.com di sekolahnya. 
"kemungkinan penilaiannnya di sana, sebenarnya kami tidak hanya mendapat penghargaan terbaik dalam kategori Aktor dan Aktris, kami juga turut masuk daftar nominasi untuk penulisan naskah dan penyutradaraan," jelas Kong. 

"Kami sudah mempersiapkan dari sebulan sebelumnya, saya mengadakan audisi beberapa kali, dan terpilihlah dua orang ini, Aeba dan Angly. Kami akui persiapan kami memang belum sepenuhnya cukup, waktu latihan yang sempit membuat kami harus mencuri-curi waktu untuk latihan," tambahnya. 

Aeba dan Angly, masing-masing memiliki pengalaman berbeda, bagi Aeba ini adalah gelar pertama yang diraihnya dalam panggung teater, namun ini adalah pengalaman ke-tiga bagi Angly yang sebelumnya pernah merasakan pengalaman gelar di tingkat kabupaten Lombok Utara dan Provinsi NTB. 

Tropi dan piagam yang diraih putra putri KLU tersebut. 
Uniknya kedua siswa ini memiliki cita-cita yang berbeda dengan prestasi yang diraihnya, Aeba yang duduk di bangku IPA memilih untuk menjadi arsitek, sehingga ia berharap bisa melanjutkan studi di Universitas dengab jurusan tersebut. Sedangkan Angly yang berada di jurusan Bahasa memilih menjadi penulis. 

"Saya ingin jadi arsitek, dan berharap bisa kuliah di jurusan arsitektur atau teknik sipil," ungkap Aeba. 

"Saya hobi menulis, menulis sastra, entah puisi cerpen atau apa pun, saya ingin jadi penulis, meski demikian mungkin saya akan tetap berhubungan dengan teater meski pasif," lanjut Angly, saat keduanya diwawancarai.

Kong, sebagai pelatih berharap agar dunia teater di Lombok Utara khususnya dapat diperhatikan lebih intensif oleh pemerintah, sehingga teater dapat memasyarakat di KLU. Karena dampak positif dari pagelaran-pagelaran semacam ini dapat mengharumkan nama daerah secara implisit maupun eksplisit. 

"Semoga ke depan pemerintah lebih memperhatikan teater, agar lebih mudah memasyarakatkannya demi lestarinya kesenian dan kearifan lokal. Karena secara langsung atau tidak, nama daerah dapat diharumkan melalui teater." tutup Kong. (sat) 

Posting Komentar

0 Komentar