Breaking News

6/recent/ticker-posts

Rayakan 17 Agustus, Bale Literasi Gelar Main Kelereng Bersama | Suara Bumigora


Anak-anak dusun Buwuh, antusias bermain kelereng, dari kiri, Bilal, Haikal, Zaldy, dan Alfa, terlihat siap-siap menembak kelereng. 
Lombok Barat, suarabumigora.com - Menilik perayaan Hari Kemerdekaan RI, selain upacara bendera biasanya dipenuhi dengan berbagai lomba dan agenda-agenda yang beraroma tradisional. Berbagai perlombaan disemarakkan di berbagai sudut Indonesia. Familiar digelar seperti lomba gerak jalan, baris berbaris, panjat pinang hingga tarik tambang. 

Berbeda yang dilakukan komunitas Bale Literasi, komunitas ini mengajak anak-anak kampung di dusun Buwuh, desa Mambalan, Gunungsari, bermain kelereng bersama (17/8/2019). Tujuannya untuk melestarikan permainan tradisional, mengajak anak-anak bermain di luar ruangan meminimalisir interaksi anak dengan gawai. 

Ketua komunitas Bale Literasi, Satria Efendi, menyatakan dimainkan dua jenis permainan dengan alat kelereng ini, pertama bermain Patrum permainan dengan mengatur bola kelereng berpola persegi kemudian ditembak dari jarak tertentu yang disepakati. Kedua main Palek atau saling kejar kelereng, dua orang bermain lalu saling menembak kelereng lawan. 

Hizbul (kiri) dan Farid (kanan) sesang membidik kelereng ketika bermain patrum di gang yang berbeda. 
"Ada dua jenis permainan yang kita mainkan, main Patrum dan main Palek, kebetulan di kampung ini memang banyak tersedia kelereng," jelas Satria. 

Ada pun peserta yang terlibat rata-rata mereka anak-anak yang duduk di bangku PAUD dan sekolah dasar (SD), puluhan anak bermain bersama menyebar di setiap sudut atau gang kampung, tidak berpusat di satu lokasi. 

Mariani (31), Salah seorang ibu yang anaknya ikut bermain, mengaku senang melihat anaknya terlibat dalam permainan tersebut, ia menjelaskan susana berbeda terlihat pada anaknya, Bilal Rizki (7), yang kesehariannya tidak pernah melepas gawai. 

"Sehari-hari Bilal bermain di kamar dengan gawainya, namun hari ini senang rasanya dia bermain di luar dan berinteraksi dengan temannya," ujar Ibu yang berprofesi sebagai pedagang tersebut. 

Alfha Zhafir (6), salah satu anak yang ikut bermain juga merasa antusias ketika ditanya oleh tim liputan suarabumigora.com tentang keikutsertaannya bermain kelereng bersama.

Alfa dan kawan-kawannya sedang asik bermain kelereng
"Aok, demen Alfa milu maen, laguk kalah doang, endek man tao," ucap Alfa dengan bahasa Sasak yang artinya "Iya, Alfa senang ikut bermain, tapi kalah terus, belum bisa bermain."

Satria kemudian menambahkan, rencananya Bale Literasi, akan menggelar bermain bersama tidak hanya saat momen-momen seperti ini, bahkan kedepan akan diselenggarakan even permainan tradisional secara reguler. 

"Tidak cukup dengan momen saja, untuk melestarikan permainan tradisional butuh intensitas.  Kedepan akan kita selenggarakan secara reguler," tambahnya. (cnk) 

Posting Komentar

0 Komentar