Mataram, suarabumigora.com - Berdasarkan hasil hitung cepat pelbagai lembaga survey di Indonesia, pasangan Prabowo-Gibran unggul telak mencapai 57 hingga 60 persen mengalahkan dua pesaing Capres-Cawapres. Itu menandakan Pilpres bakal dilakaukan sekali putaran. Kenapa bisa demikian? Kunci kemenangan pasangan Prabowo-Gibran tentu tak bisa dilepaskan dari pragmen usia dengan populasi terbanyak yakni generasi millennial dan Genz. Dari hasil survey yang dilakukan LSI misalnya, kedua pragemen usia ini menyumbang suara di atas 50 % untuk pasangan Prabowo-Gibran.
Kememenangan paslon 02 ini di hati kalangan millennial dan Gen Z tentu dipengaruhi pelbagai faktor. Pertama, pasangan ini secara simbolik mengusung Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres muda yang menarik hati kalangan millennial dan Gen Z. Kedua pasangan ini mampu menarik simpati kkalangan muda dengan strategi kampanye populis lewat joget Gemoy dan visualisasi alat peraga kampanye yang enak dilihat dan terasa trendy.
Dari fakta Pilplres semacam ini, pemimpin-pemimpin daerah tak bisa lagi memandang remeh kaum millennial. Apakah pemimpin daerah seperti NTB juga butuh dengan pemimpin muda. Dan generasi muda di NTB mampu mengambil sikap politik yang dapat mendongkrak figure muda NTB memimpin NTB ke depan. Sebetulnya NTB sendiri pernah memiliki pemimpin muda seperti TGB. Namun pada Pilkada tahun ini apakah kader pemimpin muda dapat muncul di permukaan dan mengangkat pemuda sebagai representasi mereka.
Atas dasar itu, untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, kontribusi dan gebrakan dari pemimpin muda model Gibran adalah hal yang bersifat imperatif. Namun demikian, penting untuk dicatat, bahwa peran pemimpin muda tidak hanya mengakui permasalahan-permasalahan tersebut secara konseptual, melainkan juga secara aktif mencari solusinya.
Di samping itu, jika Gibran berkomitmen untuk menjadi pemimpin muda yang berkelanjutan, ada kewajiban lain yang harus ia tunaikan yaitu kewajibannya untuk memiliki visi yang kuat.Ia harus memahami bahwa untuk menciptakan masa depan perpolitikan Indonesia yang berkelanjutan, maka ia harus menantang status quo, menggagas hal-hal yang bersifat konstruktif, dan memijakkan kakinya atas nama kepentingan masyarakat luas.
Pemikiran inovatif dan keterampilan pemecahan masalah juga menjadi ciri khas yang wajib dimiliki oleh Kaesang. Mau tidak mau ia harus mampu memanfaatkan teknologi, penelitian, dan pendekatan berbasis data untuk mengembangkan solusi kreatif terhadap tantangan yang kompleks. Ia tidak boleh takut untuk mempertanyakan praktik-praktik politik konvensional dan mencari alternatif baru yang berkelanjutan.
Dengan demikian, antusiasme yang konstruktif terhadap keberlanjutan menjadi kunci yang harus terus dipegang olehnya. Semangat ini mendorong komitmen untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat, bahkan ketika menghadapi hambatan dan kemunduran. Di samping itu, kegigihan untuk melakukan perubahan politik yang bersifat berkelanjutan juga menjadi elemen vital bagi semua pemimpin muda.
Upaya untuk melakukan transformasi besar-besaran sering kali menemui hambatan, dan mereka tentu harus siap mengatasi tantangan, belajar dari kegagalan, dan bertahan dalam misi mereka. Kesadaran diri untuk terus mendidik diri mereka sendiri dan orang lain tidak kalah penting. Para pemimpin muda yang berkelanjutan tentulah memiliki peran untuk memberikan dampak yang signifikan dalam percaturan global. Mereka meningkatkan kesadaran, mendorong perubahan kebijakan, dan menerapkan solusi praktis terhadap permasalahan lingkungan dan sosial yang mendesak.
Pekerjaan mereka meluas ke berbagai bidang, termasuk mitigasi perubahan iklim, energi terbarukan, pengurangan limbah, konservasi, dan keadilan sosial.Salah satu kontribusi paling luar biasa dari para pemimpin ini adalah kemampuan mereka untuk memobilisasi dan menginspirasi rekan-rekan dan komunitas mereka. Dengan menunjukkan bahwa perubahan positif tidak hanya mungkin dilakukan namun juga penting untuk terus disemai telah memicu gelombang aktivisme pemuda yang terus berkembang.
Dengan alasan-alasan itu, membina dan memberdayakan pemimpin muda bukan hanya soal pilihan, melainkan merupakan suatu keharusan jika kita ingin membangun Indonesia yang lebih berkelanjutan, adil, dan sejahtera. Pentingnya pemimpin muda yang berkelanjutan tidak bisa diremehkan, karena mereka memegang kunci untuk membentuk masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Semoga saja Kaesang adalah salah satunya!
0 Komentar