Breaking News

6/recent/ticker-posts

Dipolisikan DPRD NTB, Dukungan Bagi Fihirudin Terus Mengalir | Suara Bumigora

 

Para Advokat dan Aktivis sepakat dukung Fihirudin

Mataram, suaraumigora.com - Ratusan pengacara, aktivis dan organisasi pemuda Nusa Tenggara Barat (NTB) berkumpul untuk memberikan pembelaan kepada Fihirudin, aktivis yang dipolisikan oleh DPRD NTB.


Konsolidasi yang digelar di Sultan Food Mataram tersebut membuahkan hasil kesepakatan yaitu membentuk Tim Pembela Rakyat Bertanya dan akan mendampingi Fihirudin menghadapi laporan polisi yang dilayangkan pimpinan Parlemen NTB tersebut.


"Kita sedang menyiapkan 100 pengacara dan ratusan aktivis juga. Nanti, tim ini  akan bersurat ke gedung Udayana untuk hearing menanggapi isu oknum yang terciduk saat pesta narkoba,"  Ketua Tim  Advokasi Pembela Rakyat Bertanya Irpan Suriadinata, Selasa (18/10/2022). 


Irpan mengatakan, tujuan  hearing ke DPR tersebut lantaran informasi soal dugaan beberapa oknum yang terciduk pesta narkoba itu menyeruak dan menjadi atensi berbagai pihak.


Selain hearing ke DPRD, tim tersebut juga berencana akan hearing ke Polda NTB dan BNNP sekaligus meminta kedua institusi ini untuk melakukan tes urin, tes rambut, dan tes darah terhadap ke 65 anggota DPRD.


"Substansi laporan pengaduan terhadap Fihirudin itu kita akan buktikan dengan tes narkoba. Karena kita juga ingin tau apakah mereka benar benar  bersih dari narkoba atau tidak," kata Irpan.


Sementara itu, Fihirudin mengaku dengan terbentuk tim Pembela Rakyat Bertanya, membuatnya merasa lebih siap. Ia juga mengaku tak gentar menghadapi laporan tersebut karena ini untuk kepentingan rakyat. 


"Saya tidak pernah diajarkan mundur oleh orang tua saya, dan dari ideologi organisasi yang membesarkan saya, karena mundur itu adalah penghianatan," urai Fihirudin.


Pertemuan para Advokat dan Aktivis di Sultan Food Mataram

Fihirudin juga mengaku risih dengan informasi yang diterima terkait dugaan beberapa oknum anggota DPRD NTB yang terciduk saat pesta narkoba. Menurutnya, informasi tersebut seharusnya tidak pernah terjadi.


Namun, ia juga sangat menyayangkan pertanyaan yang dilontarkan di grup Whatsapp (WA) tersebut berujung kepada laporan ke polisi. Sehingga, ia menganggap bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh anggota DPRD NTB.


"Bagai saya informasi itu bukan yang wow, tetapi saya risih. Terus kenapa mereka merasa risih dengan tes urin untuk membuktikan pertanyaan saya," katanya. 


Ia juga mengaitkan soal tes urin ini dengan tes yang dilakukan terhadap para kapolres dan petinggi polri pasca tertangkapnya Kapolda Jatim Tedi Minahasa.


Menurutnya, para petinggi polisi ini terlihat santai dan baik baik saja akan dites urin. 


"Sangat berbeda dengan DPRD NTB, saya minta mereka untuk tes urin biar isu yang saya tanyakan itu tidak sumir, kok saya disomasi. Masa bertanya dilarang?. Sejak kapan anggota DPRD melarang masyarakat bertanya?" imbuh Fihirudin. (sat)

Posting Komentar

0 Komentar