Breaking News

6/recent/ticker-posts

Vibe Center Indonesia, Gelar Youth Trash Agent of Change Lahirkan Kawan Setia Peduli Sampah | Suara Bumigora


Lombok Timur, suarabumigora.com - Provinsi NTB Sebagai daerah tujuan wisata dunia, vibe Center Indonesia melihat program strategis NTB Zero Waste menjadi target penting daerah di 2023 mendatang. Layaknya sinergis juga dengan program strategis nasional, Indonesia zero waste 2025. Jika menengok potret nasional terakhir menurut data KLHK tahun 2019, Indonesia mengalami angka darurat sampah di angka 67,8 juta ton per tahun. 57% adalah sampah organik, 15% kertas dan 15% plastik. Indonesia juga menjadi Negara terbesar kedua sebagai penyumbang sampah plastik setelah Cina. Sedangkan menurut data BPS tahun 2015 hanya 7% yang dapat dikelola limbahnya dari seluruh jenis sampah.


Lalu bagaimana dengan potret sampah di NTB khususnya di kaki Gunung Rinjani?. Berdasarkan data BTNGR th 2020 total sampah rinjani sejak 2017 hingga 2020 telah mencapai 23,6 ton dengan rincian jalur pendakian Aik Berik 47,6 Kg sampah di tahun 2020; Timbanuh, 3,63 Kg di tahun 2020; Sembalun 592,2 Kg di tahun 2020; dan Senaru 1, 756 ton  di tahun 2019.


Menjawab persoalan sampah, dalam keterangan pers pada Selasa (13/09), CEO VIBE Center Indonesia Martina Susanti saat ini melihat bahwa NTB sendiri sudah punya banyak komunitas yang bersama-sama melakukan gerakan inovasi mendorong program NTB zero waste 2023. Aisyah Odist misalnya, bersama para komunitas pengelola sampah seperti Gumi Relawan Rinjani, Lombok Ocean Care, Lombok Care Community, Plecing Mataram, Earth Hours Mataram, Turtle Conservation Community,  Ddoro Care dan We Save serta ratusan komunitas sampah lainnya sejak 2011 mulai mendirikan Bank Sampah Mandiri NTB, mengelola kompos sampah organik, bio gas sampah dapur, batu bata ramah lingkungan dan berbagai macam bahan bakar dari limbah. Aisyah Odist juga membangun Lombok Eco Craft dan 4 Sekolah Ramah Lingkungan bekerjasama dengan Invest Island Foundation. 


Disebutkan CEO Vibe Center Indonesia, pada tahun 2019, di Lombok Tengah, Invest Island Foundation bersama 10 orang perempuan pengumpul sampah plastik di Teluk Kodek berhasil mengubah 6 ton limbah plastik menjadi barang seni artistik yang telah terjual selain ke pelosok negeri namun juga ke Australia dan Perth. Sejak Januari 2021, pengelolaan sampah di NTB meningkat 40% karena NTB di tahun 2021 juga telah menjadi rumah bagi 371 bank sampah komunitas di seluruh pelosok NTB. 


Menurutnya, melihat dinamika inovasi gerakan pengelolaan sampah di NTB, VIBE Center Indonesia didukung oleh STAPALA PKN STAN Jakarta, bekerjasama dengan DLHK dan Dikbud NTB serta GEOPARK Rinjani menggagas pilot project sampah tahun pertama untuk anak-anak dan pemuda dengan nama Youth Trash Agent of Change.  


"Kegiatan ini akan melahirkan kawan setia generasi Youth Trash Agent of Change ini adalah sebuah moment kilas balik bagaimana Bangsa yang besar ini mengelola sampah juga termasuk bagaimana anak-anak dan pemuda baik dilibatkan ataupun terlibat langsung dalam gerakan reformasi sampa," jelasnya.


Ditambahkan Martina Susanti sudah saatnya mindset tentang sampah dibongkar sampai ke akarnya namun dijawab secara apik, segar, dan visioner. Apalagi jika kendalinya mulai diserahkan pada mereka yang muda, yang penuh gairah visioner, out of box, bertekad kuat dengan talenta tajam dan varian.  Rasanya sampah di tangan generasi milenial seakan  akan mampu menjadi sebuah citarasa heroik yang baru. 


"Youth Trash Agent of Change Ini dihajatkan ke depan akan digelar secara rutin tahunan di Pulau Lombok dan menjadi gelinding bola yang terus membesar keterlibatan multipihaknya dan kebermanfaatannya ke daerah di luar Pulau Lombok dan NTB juga ke daerah lainnya," pungkasnya.


Adapun untuk kegiatan Youth Trash Ambassador Camp ini adalah kegiatan yang bertujuan untuk membentuk duta sampah  agen perubahan di masing  masing lingkungannya kelak, saling bersinergis dan membentuk kekuatan ekonomi kerakyatan. Youth Trash Ambassador Camp ini dilakukan di Bukit Sapit, Ponpes Al Aziz Maraqittalimat, Sapit, Suela, Lombok Timur, tanggal 13-15 September 2022.


Tuan Guru H. Faizin sebagai tuan rumah juga sangat menyambut baik kegiatan ini. Ponpes baginya selain menjadi central edukasi spiritual namun juga menjadi pusat wisata dan budaya. Sampah dalam frame budaya dan wisata menjadi suatu serat yang penting bagi dunia pendidikn.


"Kami berkomitmen melibatkan generasi mahasiswanya untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini," pungkasnya.


Selain itu, yang membedakan gaya belajar dalam kelas  kelas VIBE dengan kelas belajar lainnya adalah metodologi belajar yang fun, outdoor indoor, vibrant, creative dan sangat appreciative juga memperkenalkan prinsip bahwa semua orang adalah guru.(lws)

Posting Komentar

0 Komentar