Melukis Mural |
Lombok Utara, suarabumigora.com - Puluhan seniman dari berbagai jenis kesenian berkumpul di Terminal Bangsal, Pemenang pagi tadi, Sabtu (23/7/2022). Perkumpulan bertajuk "Konferensi Mempolong Pemenang" tersebut dihadiri berbagai pegiat seni dari Lombok Utara dan luar daerah dengan berbagai latar belakang komunitas. Selain itu konferensi itu juga dihadiri Camat Pemenang, Kepala Desa Pemenang barat, pihak Polsek Pemenang, tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta mahasiswa KKN UGM dan KKP UIN Mataram.
Konferensi yang diinisiasi Yayasan Pasir Putih dan Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Lombok Utara itu bertujuan untuk meningkatkan rasa persatuan masyarakat Lombok Utara yang memang berkomposisi dari berbagai macam latar belakang agama seperti Islam, Hindu, dan Buddha. Para seniman dan hadirin, kemudian dipersilakan mengekspresikan keberagaman dalam bentuk karya Mural.
"Sebenarnya kami bertujuan untuk memperlihatkan bahwa bersama-sama menyatu dalam perbedaan adalah keindahan keberagaman yang kita miliki," ungkap Direktur Yayasan Pasir Putih, Muhammad Gazali.
Diawali goresan arang salah satu Seniman Perupa, Imam Hujjatul Islam, membentuk sketsa deretan huruf bertuliskan "Mempolong-Merenten" (bersaudara: Sasak, Lombok Utara), kemudian sketsa tersebut diwarnai bersama oleh para hadirin dari unsur seniman, mahasiswa, kepolisian, para tokoh, termasuk dari pemerintahan. Sebagai simbolisasi berbagai elemen warna dalam satu kata persaudaraan.
Berkesenian sambil berdiskusi seni |
"Persatuan Dayan Gunung, memang terdiri dari berbagai latar belakang, jadi keberagaman ini, bukan hal yang baru, ada sejarah panjangnya," tambah Gazali.
Tak lama, tembok yang awalnya terlihat berdebu dan lusuh mereka sulap menjadi berbagai mural-mural indah dengan berbagai pesan keberagaman dan sarat akan budaya Lombok Utara. Mulai dari gambar perahu berisi penumpang dengan berbagai pakaian agamis, hingga gambar kain tenun khas Dayan Gunung.
Bukan hanya mural, Konferensi Mempolong Pemenang juga menjadi panggung ekspresi bagi para seniman lain, seperti performa teatrikal dari Zaini Mohammad, pertunjukan musik dari Sentot, Tri O Amphibi, Gareda Temok Girang, pembacaan puisi, dan berbagai Art Performance lainnya.
Kegiatan yang ditampilkan memang sarat dengan makna keberagaman, beragam jenis kesenian, beragam latar belakang peserta, serta keberagaman lainnya yang mengalir dalam satu bingkai konferensi.
Menurut Gazali, konferensi ini tidak hanya sampai di sini saja, pada 20 Juli nanti akan dilaksanakan Lomba Poster Digital, pun masih terkait dengan tema "Keberagaman di Lombok Utara".
Sementara itu, Seniman Musik Gambus dari kelompok Gareda Temok Girang, Pemenang, Muhammad Rizal, menyatakan keseruan adrenalinnya setelah menggoreskan kuas. Selama ini, ia hanya fokus pada petikan penting (alat musik gambus) yang dimainkannya. Ini merupakan kali pertama Rizal mengekspresikan diri melalui mural.
"Ini seru, sebelumnya saya fokus bermain musik saja, ternyata menggambar mural juga seru, ini pertama kalinya buat saya," papar Rizal.
Kegiatan ini juga diniatkan sebagai peringatan ulang tahun Lombok Utara ke-14 sekaligus ulang tahun Republik Indonesia ke-77, pada Agustus mendatang. Suasana kreatif di Terminal Bangsal tersebut tetap semarak hingga berakhir seiring tenggelamnya cahaya surya di barat langit Pemenang. (sat)
0 Komentar