Breaking News

6/recent/ticker-posts

PMK Tidak Berbahaya, DKP3 KLU Tetap Lalukan Antisipasi | Suara Bumigora

Peternakan sapi (Sumber: sapipokebumen)

Lombok Utara, suarabumigora.com - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Lombok Utara (KLU) siaga melakukan antisipasi dan sosialisasi guna mencegah munculnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak. Kendati tidak menular ke manusia dan tidak terlalu berbahaya bagi ternak, penyakit tersebut perlu diantisipasi agar tidak merugikan peternak. 


"Kami rutin melakukan sosialisasi di kecamatan, desa, maupun dusun, bahkan sampai ke kelompok-kelompok peternak melalui UPTD kami di masing-masing kecamatan," ungkap Kepala DKP3 KLU Tresnahadi (24/5/2022). 


Selain sosialisasi, DKP3 KLU juga melakukan pemeriksaan ternak di pintu masuk KLU. Hal tersebut guna menyaring ternak (Sapi dan Kambing) yang masuk ke KLU. Namun sejak hari ini (25/5/2022) pihaknya tengah menutup akses ternak masuk ke KLU dan menutup pasar hewan selama 20 hari ke depan hingga 15 Juni 2022.


"Sebelumnya kita lakukan pemeriksaan terhadap ternak yang masuk, namun kini sesuai instruksi dari provinsi, kita tutup semua pasar hewan kita, karena di semua daerah di NTB juga ditutup. Kita tidak mau KLU menjadi serbuan para pedagang ternak lantaran pasar hewan kita tidak ditutup," jelasnya. 


Trsnahadi menegaskan, PMK tidak menular ke manusia, dan tingkat mortalitasnya (kematian) pada ternak cukup rendah. Namun, perlu diwaspadai karena laju penularannya cukup cepat. Penyakit ini dapat membuat ternak kekurangan nafsu makan, sehingga dapat mempengaruhi berat badan ternak dan tentu saja hal itu merugikan peternak. 


Kepala DKP3 KLU Tresnahadi

"PMK tidak menular ke manusia, dan tingkat kematiannya pada hewan rendah. Tapi tetap harus diwaspadai, ini dapat merugikan peternak," jelas mantan Kepala Dinas Dukcapil KLU itu. 

 

Sejauh ini, indikasi PMK hanya terdeteksi pada dua sampel di NTB yaitu Lombok Tengah dan Lombok Timur. Di Lombok Utara sendiri, belum ada kasus atau indikasi PMK yang ditemukan, oleh karena itu pihaknya menutup akses hewan masuk KLU agar tidak terjadi penularan melalui masuknya hewan ternak luar. 


"Ada beberapa tanda atau gejala yang bisa mengindikasikan ternak terjangkit PMK, seperti air liur ternak tidak berhenti keluar, dan kerusakan pada kuku hewan berkuku belah," urainya. 


Sementara itu, dalam masa penutupan pasar hewan dan akses masuk selama 20 hari ke depan, pihak DKP3 KLU juga mengiringinya dengan evaluasi. Jika PMK dapat segera ditangani, maka pasar hewan akan dibuka kembali begitupun dengan akses masuk, namun jika terjadi sebaliknya maka akan dilakukan perpanjangan masa penutupan. 


Tresna menambahkan, PMK juga sama dengan penyakit lain yang berasal dari virus, PMK memiliki beberapa varian. Namun saat ini di pusat, sedang dilakukan pendataan tipikal virus di masing-masing daerah sehingga dapat didistribusikan vaksin yang tepat. 


"Vaksinnya sudah ada, saat ini masih didata di masing-masing daerah PMK jenis apa yang dominan, sehingga distribusi vaksin juga tepat," tandasnya. (sat)

Posting Komentar

0 Komentar