Breaking News

6/recent/ticker-posts

"Gelap-Terang" Berawal dari Pensil Pungutan hingga Pameran Tunggal | Suara Bumigora

Famflet pameran "Gelap-Terang" (gambar: Yayasan Pasir Putih)

Lombok Utara, suarabumigora.com - Akhirnya pameran tunggal seni rupa perdana di Lombok Utara bertajuk "Gelap-Terang" berhasil diselenggarakan Yayasan Pasir Putih, di Aula sekretariatnya, mulai dari 29 Desember 2021 sampai 11 Januari 2022. Uniknya, pameran ini terlahir dari ribuan karya seniman perupa asli Lombok Utara yang belajar secara mandiri (otodidak) tanpa mengenyam pendidikan seni atau pun sekolah tinggi lainnya. 


Imam Hujjatul Islam, pemuda berambut panjang yang merupakan Seniman Perupa kelahiran Pemenang 37 tahun silam ini, menginisiasi pameran tunggalnya sendiri setelah 11 tahun berkarya dengan goresan pensilnya. Baginya, pameran "Gelap-Terang" ini merupakan refleksi dari titik nol perjalanannya menjadi seorang perupa. 


"Pameran ini merupakan refleksi bagi saya, sejak mengawali menjadi perupa secara otodidak sekitar 11 tahun lalu," jelas Jatul (panggilan akrab Imam Hujjatul Islam) di hadapan ratusan karyanya yang dipampang. 


Ada 100 lebih sketsa fisik yang ditampilkan Jatul dalam pameran itu. Sementara, ribuan karyanya yang lain ditampilkan secara digital dengan media proyektor di lokasi yang sama. Pameran ini menampilkan karya-karya eksotis yang lahir dari tangan terampil Jatul sejak 11 tahun lalu. 


Kurator Pameran, Muhammad Sibawaihi (kiri) dan Seniman Perupa, Imam Hujjatul Islam (kanan)

Sembari melihat-lihat hasil karyanya, Jatul mengakui ada sketsa-sketsa yang baginya sangat rumit saat pembuatan. Sketsa wajah orang-orang terdekat merupakan sketsa yang paling rumit baginya, seperti wajah ibu dan ayahnya, serta wajah teman-teman dekatnya. 


"Yang paling sulit itu membuat sketsa wajah-wajah orahg terdekat, apalagi ibu dan ayah saya, itu yang paling rumit bagi saya," paparnya. 


Selain menampilkan karya Jatul, pameran tersebut juga menampilkan napak tilas perjalanan Jatul selama 11 tahun berkarya. Mulai dari Tahun 2010 awal mula ia menggeluti seni rupa, mengikuti Residensi Masyarakat Indonesia Cipta di Depok 2012, Residensi Seniman di Makassar 2017 dan di Sumatera Utara pada 2018, hingga menggelar pameran tunggal pada tahun ini, serta masih banyak track record lain yang menjadi catatan perjalanan berharga bagi Jatul. 


Jatul saat menunjukan sketsa wajah orang tuanya

Ditemui pada pameran tersebut, Kurator Pameran Gelap-Terang Muhammad Sibawaihi, meceritakan latar belakang tercetusnya pameran tersebut. Menurutnya "Gelap-Terang" merupakan gambaran eksplisit dari sketsa-sketsa karya Jatul yang memiliki komposisi goresan hitam dan putih. Selain itu "Gelap-Terang" juga secara implisit menarasikan jatuh-bangun perjalanan seniman berambut panjang (Jatul) tersebut. 


"Tema ini (Gelap-Terang) dapat dimaknai dua hal, secara intrinsik pada karya, mau pun secara ekstrinsik pada seniman dan lingkungannya," ujar Sibawaih, Senin (10/1/2022). 


Ia menceritakan, Jatul merupakan seniman perupa lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) tepatnya SMAN 1 Tanjung. Namun pasca itu, Jatul tidak bisa melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Ia merupakan seniman yang belajar otodidak. Bahkan goresan karya Jatul dimulai dari pensil-pensil yang ia kumpulkan dari hotel-hotel ketika menghadiri seminar atau pelatihan. 


Sebaran karya dan napak tilas perjalanan Jatul selama 11 tahun

"Dulu, dia mengumpulkan pensil-pensil dari hotel ketika ada seminar atau pelatihan di hotel, itulah yang digunakannya membuat sketsa," jelas Sibawaih. 


Lanjut Sibawaih, lingkungan Jatul pun bukan merupakan lingkungan yang akrab dengan seni rupa, sehingga Jatul mulai belajar membuat bentuk sketsanya dari foto-foto di koran dan majalah, dan itu pun tanpa ada pelatih. Namun perlahan Jatul berhasil menemukan teknik dan polanya sendiri, sehingga menjadi Seniman Perupa seperti saat ini. 


"Dulu, ia sering belajar membuat pola itu dari foto-foto atau gambar di koran dan majalah, namun sekarang ia sudah menemukan teknik dan polanya sendiri," ungkapnya. 


Kini, Jatul sudah menjadi seniman yang hidup dari karyanya, kendati belum memiliki pendapatan besar dari karya-karyanya, minimal dari seni rupa Jatul berhasil menghidupi dirinya. 


Karya-karya Jatul yang ditampilkan pada pameran "Gelap-Terang"

Sibawaih menyatakan, pameran "Gelap-Terang" merupakan pameran tunggal seni rupa perdana di Lombok Utara, dengan diselenggarakannya pameran ini, pemuda Lombok Utara diharapkan berminat pada bidang seni tersebut, agar ke depan ada regenerasi seniman di kabupaten muda itu. 


"Semoga ini menjadi cambuk agar pemuda kita terinspirasi, kita butuh regenerasi, dan ini membuktikan seni bukan hanya tentang nilai estetis tapi juga ekonomis, sehingga seniman pun mampu hidup dengan karyanya," tambahnya. 


Guna mencetak generasi-generasi perupa di Lombok Utara, Jatul bersama Sibawaih dan Yayasan Pasir Putih rutin mengadakan program Kelas Perupa, untuk memberikan pemahaman dan peningkatan kapasitas pemuda dalam bidang seni rupa. 


Ratusan pengunjung setiap harinya mengunjungi pameran yang diselenggarakan di bawah pohon Flamboyan sekretariat Yayasan Pasir Putih ini. Sehingga Sibawaih merasa optimis semangat berkarya Jatul akan tertular kepada generasi muda di Lombok Utara. (sat)

Posting Komentar

0 Komentar