Breaking News

6/recent/ticker-posts

Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemda KLU Lepas Ratusan Tukik | Suara Bumigora

Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto R (kiri) bersama Kepala Dinas LH-PKP KLU M. Zaldy Rahadian (kanan) saat melepas tukik di pantai Sorong Jukung

Lombok Utara, suarabumigora.com - Guna memperingati hari Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2021 ini, Pemda KLU dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup, Perumahan dan Kawasan Permukiman (LH-PKP) menggelar berbagai rangkaian kegiatan, salah satunya yaitu pelepasan ratusan bayi penyu (Tukik) yang dilakukan hari ini, Rabu (2/6/2021) di kawasan pantai Sorong Jukung, Tanjung. Pelepasan Tukik ini diniatkan sebagai simbol konservasi alam, terutama pelestarian hidup flora dan fauna di KLU. 


Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto R hadir membuka kegiatan tersebut, didampingi Kepala Dinas LH-PKP KLU M. Zaldy Rahadian. Hadir pula Kapolsek Tanjung, perwakilan TNI, Kepala Desa Tanjung, Kepala Dusun se-Desa Tanjung, berbagai komunitas peduli lingkungan dan konservasi, serta ratusan masyarakat yang antusias ikut melepas tukik-tukik mungil tersebut. 


Dalam penyampaiannya, Wakil Bupati Lombok Utara menyatakan apresiasinya terhadap kegiatan yang dimotori Dinas LH-PKP KLU ini. Ia menjelaskan konservasi atau pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bersama, entah itu kelestarian flora maupun fauna yang ada di Lombok Utara, oleh karena itu dari sisi pemerintahan, ia menyatakan pembangunan infrastruktur di KLU harus berdasarkan pada keberlangsungan konservasi. 


"Saya berterima kasih kepada Dinas LH-PKP yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, keberlangsungan ekosistem flora dan fauna di sini adalah tanggung jawab kita bersama, oleh karena itu pemerintah pun harus membangun infrastruktur berdasarkan keberlangsungan konservasi," ungkap Danny. 


Danny menjelaskan, Pemda KLU harus mengambil peran lebih pada soal kelestarian penyu ini, beberapa lokasi konservasi di KLU memang sudah ada, seperti di Nipah dan di Lekok atau pantai  Sedayu, namun hal ini tetap butuh perhatian khusus. Ia menjelaskan, pelestarian penyu bukan hanya menjadi langkah konservasi semata, tapi juga dapat bernilai ekonomi jika bertransformasi menjadi destinasi wisata. 


Pelepasan ratusan tukik di pantai Sorong Jukung, Tanjung

"Pelestarian penyu ini butuh perhatian lebih, ini bukan hanya tentang konservasi, tapi dapat dijadikan sebagai destinasi wisata yang ditawarkan pada wisatawan. Kemudian dapat bernilai ekonomi," papar Danny. 


Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas LH-PKP KLU M. Zaldy Rahadian, menjelaskan kegiatan tersebut merupakan bentuk kolaborasinya bersama para pelaku wisata, dan masyarakat setempat. Pelepasan penyu ini dilakukan guna melestarikan keberlangsungan hidup penyu, diketahui di Lombok Utara merupakan tempat yang rutin dikunjungi oleh penyu untuk berkembang biak. 


"Alhamdulillah, semua berjalan lancar, ini kolaborasi kita dengan para pelaku wisata dan masyarakat. Tujuannya agar penyu ini dapat tetap lestari, karena penyu termasuk kategori fauna yang terancam punah," jelas Zaldy. 


Ia menjelaskan, tukik-tukik yang dilepasnya merupakan tukik yang menetas di wilayah pantai Lombok Utara. Menurutnya penyu dapat dilestarikan dengan cara melepasnya, karena penyu memiliki sistem navigasi eko lokasi, atau dapat mengenali dan mengingat lingkungan pertama tempat ia dilepas. Sehingga puluhan tahun kemudian saat ia akan bertelur, ia akan kembali ke pantai tempat ia pertama kali dilepaskan, dan di sanalah ia akan bertelur. 


"Penyu ini punya navigasi semacam pengenalan lingkungan pertamanya, nanti 20 atau 30 tahun lagi mereka akan kembali ke sini untuk bertelur, ke tempat pertama kali dia dilepas. Nah itu pelajaran buat kita jangan sampai lupa rumah sendiri," ujar Zaldy, sedikit guyon. (sat) 

Posting Komentar

0 Komentar