Breaking News

6/recent/ticker-posts

Kualitas Pendidikan dan Akselerasi Kemajuan Anak Bangsa | Suara Bumigora


(Dr. Bajang Asrin (Ketua Prodi Magister Pendidikan Dasar- UNRAM dan Ketua ISMAPI NTB)


Kemajuan negara tercermin pada kemajuan pendidikan anak bangsa. Semakin berkualitas pendidikan maka masyarakat semakin tinggi etos kerja. yang berdampak pada kesejahteraan hidup. Capaian pendidikan nasional setelah sepuluh tahun berlalu tentu belum membanggakan kita anak Indonesia. Kondidsi pendidikan dasar , menengah dan pendidikan tinggi belum menjadi pencetak SDM yang handal untuk berkerja di dunia Industri.

Tulisan Ahmad Arif “Menjuju Bencana Demografi” di Kompas (30/04/2025) menjadi refleksi kita semua bahwa angka demografi Indonesia yang kita banggakan justru menjadi tantangan dan beban generasi bangsa, Sementara angka NET (youth not in employ,emt, education and tranning) di ASEAN agka angkatan kerja menurun dan tingkat pengangguran usia muda meningkat (15-24), sekitar 9 juta dari 44 juta usia muda tidak berkerja. Laporan Word Ekonomi Outlock IMF memperkirkan tingkat pengangguran Indonesia 2025 mencapai 5 porsen dan 2026 meningkat 5,1 porsen. Angka literasimbaca menurut PISA 2023 35 dari skor rata-rata OECD 476.

Pada saat inii tantangan pendidikan nasional masih pada lemahnya relevansi dan kualitas lulusan dengan dunia industri. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah kita dihadapkan pada perubahan kurikulum yang menyebabkan perkatsisi pendidikan mengalami kersulitan untuk mencapai keunggulan dari wakru ke waktu. Perubahan ini tentu berdampak pada sikap dan perilaku praktisi pendidikan, yang mengalami shocks paradigm dan technical akibat perubahan kurikulum berlagsung per-lima-tahunan. Pada sisi ini capaian standar mutu pendidikan kita berada “dibalik kabut”. Pendidikan dasar dan menengah masih perlu memberikan fokus pada pengembangan karakter dan potensi unggul peserta didik. Anak-anak Indonesia harus dididik untuk memiliki budaya literasi tinggi; baca, menghitung. saintik, kewirausahaan dan lingkungan. Rendahnya literasi peserta didik menjadi hambatan mutu pendidikan yang belum memilki daya saing dengan negara-negara lainnnya.

Pendidikan tinggi (PT) kita pun mengalami pelambatan keamjauan bila dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura/Malaysia. Lulusan PT masih mismatch dengan dunia industri. Mutu daya saing lulusan yang belum menjadi ivory tower di tingkat global. Dukungan tata kelola yang masih kurang efektif dan efesien menyebabkan pelaksanaan tridharma PT masih jalan di tempat. Hasil riset-riset inovatif belum menjadi start up industri jasa dan manufaktur. PT harus memadukan pendidikan dan pelatihan agar lulusan sanggup menjadi insiator. inventor dan penggerak sektor industri dari hulu hingga hilir. Hindari PT terjebak pada tata kelola birokratis yang kaku . Mahasiswa perlu benar-benar ditempa memiliki karakter enterpreunership. Hilirisai pendidikan mengarahkan pada mendidik mahasiswa dapat berkarya bermodalkan pengetahuan, kompetensi, kapasitas dan kreativitas pada masing-masing profesi yang menjadi visi dan passionnya. Menurut Michael Fullan (2018) pada bukunya “Deep Lerning” dikembangkan melalui pembelajaran yang mendalam (deep learning) agar terbentuk enam karakter; kewarganegaraan, kolaborasi, komunikasi.

Dalam rangka akselerasi kemajuan nasional maka penting juga untuk merefleksikan pesan Prof. Nurchalish Madjed pada buku Indonesia Kita (2004) bahwa platform membangun kembali Indonesia berikut: Pertama, mewujudkan good governance pada semua lapisan pengelolaan Negara. Kedua, menegakkan supermasi hukum dengan konsisten dan konsekwen. Ketiga, melaksanakan rekonsiliasi nasional. Keempat, merintis reformasi ekonomi yang mengutamakan kegiatan produktif dari bawah. Kelima, mengembangkan dan memperkuat pranata-pranata demokrasi ; kebebasan sipil (kebebasan pers dan akademik) pembagian ruag yang jelas antara pemerintahan, perwakilan dan dan pengadilan. Keenam, meningkatkan ketahanan dan keamanan nasional dengan membangun harkat dan martabat personal dan pranata TNI dan Polri dalam bingkai demokrasi. Ketujuh, memelihara keutuham wilayah negara melalui pendekatan budaya, peneguhan ke-Bhinekaan, dan ke Eka-an, serta pembangunan otonomisasi. Delapan, Meratakan dan meningkatkan mutu pendidikan di seluruh nusantara. Sembilan, mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh takyat sebagai tujuan bernegara.

Posting Komentar

0 Komentar