Breaking News

6/recent/ticker-posts

Pertama di Indonesia, Prototipe RTG Kends UPVC Diperkenalkan di KLU | Suara Bumigora

Bupati Lombok Utara saat meninjau bangunan RTG Kends UPVC

Lombok Utara, suarabumigora.com - Sebelumnya, beberapa jenis Rumah Tahan Gempa (RTG) sudah diperkenalkan kepada Pemda Lombok Utara. Kali ini muncul model RTG terbaru yang memiliki beberapa keunggalan berbeda dibanding dengan RTG sebelumnya. Dinamakan RTG Kends UPVC. Kelebihan RTG ini ada pada kecepatan pembangunan yang hanya membutuhkan waktu setidaknya dua hari. Selain itu, bahan yang digunakan adalah bahan UPVC, yang merupakan turunan plastik namun diporses sehingga sifat keplastikkannya hilang.


RTG model baru ini diluncurkan oleh PT Terryham dengan pihak Universitas Diponegoro dan Universitas Mataram, sementara itu mengenai kajian kualitas RTG ini PT Terryham bekerja sama dengan Kemenristek BRIN. Launching prototipe RTG ini merupakan yang pertama di Indonesia, acara launching yang dilakukan di Lombok Utara tersebut dihadiri dan diresmikan langsung oleh Bupati dan wakil Bupati Lombok Utara, di Gondang, Jumat sore (9/4/2021).


Rumah Cepat Mitigasi Bencana RTG Kends UPVC hasil riset kerjasama Program PPTI Kemenristek BRIN, BPPT, Universitas Diponegoro dan Unram diperkenalkan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Utara untuk menjadi anternatif RTG di Lombok Utara. Terlebih, terdapat sekitar 18 ribu RTG belum terbangun paska gempa bumi yang meluluhlantahkan Lombok Utara di tahun 2018 lalu. Hadir juga dalam serah terima tersebut, Wakil Rektor IV Unram, LPPM Unram, Universitas Diponegoro dan Tim Riset BPPT.


“Rumah prototipe ini merupakan hasil riset kerjasama dengan banyak pihak termasuk Kemenristek. Selain cepat juga menjadi salahsatu cara memitigasi bencana untuk RTG," ucap Direktur PT Terryham Proplas Indonesia, Syamsunar.


Peresmian RTG Kends UPVC

Dikatakannya, Kemenristek BRIN juga bisa berkoordinasi dengan BNPB untuk melihat rumah itu sendiri karena memang pendanaannya dari mereka, dan mengajak BNPB melihat rumah yang dijadikan contoh. Keunggulannya juga tidak hanya dari kecepatannya melainkan rumah itu anti rayap dan menahan api ketika kebakaran, karena ketika terbakar bahan UPVC tidak mengeluarkan api.


Menurutnya, pengerjaan rumah mitigasi bencana itu sepuluh kali lebih cepat dari pengerjaan rumah RTG lainnya. Pasalnya, hanya kurang dari dua hari rumah tersebut bisa selesai dikerjakan.


Jika hitungannya per rumah hanya butuh waktu tiga hari, maka artinya pembangunan RTG ini bisa 10 kali lebih cepat dari rata-rata rumah RTG lainnya. Demikian juga dengan pengurusan pendanaannya bisa lebih cepat juga dari BNPB, terangnya.


Sementara itu, Kepala Balai Teknologi Polimer, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Candra Liza, menjelaskan rumah mitigasi bencana itu tipe 36 dengan banyak kelebihannya. Pembangunan RTG ini pun diharapakan dapat melibatkan siswa-siswa SMK, sehingga keteroibatan mereka dapat menjadi pengalaman dan keahlian baru. 


“Kita berharap bisa melibatkan SMK karena konsep dari pembangunan ini adalah keterlibatan anak SMK untuk mengembangkan rumah protipe ini. Karena ruhnya dari riset ini adalah membantu daerah yang mengalami bencana dan nominal harganya juga relatif murah. Berbeda ketika menggunakan analisa PU pasti harganya mahal,” jelasnya.


Sementara itu, Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu, mengatakan daerah menyambut baik rumah mitigasi bencana RTG yang merupakan hasil riset oleh Kemenristek bersama beberapa universitas itu. RTG baru itu diharapakan bisa menjadi altentif bagi masyarakat yang ingin membangun RTG dengan model dan bahan  seperti itu. 


“Ini bisa dibilang Rumah konsep sim-salabim, hanya butuh dua hari jadi. Sementara kualtisanya bisa dikatakan bagus. Semuanya sudah melalui riset oleh sejumlah institusi dan perguruan tinggi. Saya berharap masyarakat juga bisa menjadikan RTG ini alternatif, khususnya bagi 18 ribu warga yang belum mendapatkan RTG," pungkasnya.


Lebih jauh, Djohan membeberkan bahwa, sekitar 18 ribu rumah RTG warga belum dibangun. Pasalnya, daerah melalui BPBD ternyata belum melaporkannya ke BNPB. Padahal, Rp 2,3 triliun dana telah masuk di Lombok Utara untuk pembangunan RTG. (sat) 

Posting Komentar

0 Komentar