Breaking News

6/recent/ticker-posts

Terkait Persoalan Air di Bayan, PDAM KLU Berikan Klarifikasi | Suara Bumigora

Direktur PDAM KLU, Raden Waliadin

Lombok Utara, suarabumigora.com - Sempat mencuat di media sosial persoalan kelangkaan dan tidak lancarnya distribusi air PDAM di beberapa desa di kecamatan Bayan, Direktur PDAM KLU Raden Waliadin beserta jajarannya memberikan klarifikasinya di hadapan DPRD KLU, perwakilan kecamatan, dan kepala desa yang bersangkutan pada pertemuan yang digelar di kantor DPRD KLU pada Kamis (14/1/2021), siang tadi. 


Dalam pertemuan tersebut beberapa permasalahan terkait distribusi air PDAM  dikeluhkan oleh para hadirin, di antaranya kelangkaan air dan sistem penggiliran yang tidak merata. Hal tersebut, diungkapkan beberapa pihak sudah terjadi selama dua tahun terakhir. 


Menjawab persoalan tersebut, Direktur PDAM KLU, Raden Waliadin menyatakan, permasalahan utama distribusi air ini terletak pada sumber mata air yang kian menipis, serta topografi wilayah Lombok Utara yang sebagian besar pelanggan PDAM berada di dataran tinggi, sehingga distribusi lebih sulit dibanding medan landai. 


Mengatasi persoalan sumber mata air, pihak PDAM KLU menyatakan telah berupaya untuk mendapatkan anggaran di pusat, sehingga PDAM KLU mendapat bantuan hibah pembangunan sarana dan prasarana senilai Rp 20 miliar,  yang saat ini sudah rampung dikerjakan oleh pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) namun belum diserahterimakan. Kendati demikian pihak PDAM KLU meminta kepada pihak BWS untuk menggunakan sarana tersebut guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang diketahui sudah darurat. 


Pertemuan antara DPRD KLU, pihak kecamatan Bayan, beberapa Kepala Desa dengan PDAM KLU

"Alhamdulillah, PDAM KLU dapat hibah dari pusat, sudah selesai dikerjakan BWS namun belum diserahterimakan, tapi karena darurat di bayan kita bersurat ke BWS agar air itu bisa dialirkan dan BWS mengizinkan," papar Waliadin. 


Ia menyebutkan, per hari ini (14/1/2021) masyarakat Bayan sudah bisa menikmati aliran air tersebut, PDAM butuh waktu beberapa hari ke depan guna memaksimalkan aliran air hingga kondisinya normal. 


"Hari ini, sudah mengalir airnya, tapi untuk beberapa hari ke depan saya dan tim akan terus memantau di Bayan hingga kondisi aliran normal," jelasnya. 


Diketahui, sejak terjadinya gempa bumi di Lombok pada 2018 lalu, beberapa sumber mata air menjadi minus, sehingga PDAM butuh sumber baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kendati ada beberapa opsi untuk sumber air, PDAM merasa masih terkendala pemakaian masyarakat. Menurut Waliadin, rata-rata sumber air yang dikelola PDAM penggunaannya terbagi dengan masyarakat yang menggunakan, bahkan di beberapa titik sumber PDAM hanya bisa mengelola kelebihan air dari sumber tersebut. 


"Rata-rata sumber kita kita gunakan bersama masyarakat setempat, bahkan di beberapa titik kita hanya diberikan mengelola kelebihan pemakaian airnya saja," tambahnya. 


Pada pertemuan tersebut, salah satu Pimpinan DPRD KLU, Mariadi, menilai PDAM masih bekerja standar saja, dan sistem serta manajemen kerja PDAM KLU menurutnya harus dibenahi. Ia pun meminta agar PDAM lebih terbuka dan program-program yang dilakukan PDAM harus disosialisasikan agar tidak menimbulkan persepsi miring di masyarakat. 


"PDAM harus lebih terbuka, umumkan apa yang dilakukan PDAM itu di media agar masyarakat tahu, dan tidak timbul persepsi miring," tegasnya. (sat) 

Posting Komentar

0 Komentar