Breaking News

6/recent/ticker-posts

KLU Kerap Disambangi Banjir Rob, Muhadi Angkat Bicara | Suara Bumigora

Abrasi akibat banjir rob yang terjadi di wilayah pantai Lombok Utara 
Lombok Utara, suarabumigora.com - Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, merasa perlu mengambil tindakan terkait dengan terjadinya banjir Rob di beberapa wilayah pesisir pantai di KLU. Hal tersebut membuat Kalak BPBD KLU Muhadi angkat bicara.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KLU, Muhadi, mengatakan banjir seperti ini rutin terjadi hampir  setiap tahunnya  di pesisir pantai Lombok Utara.  Namun biasanya yang paling terkena dampak yakni di wilayah Teluk Kombal dan Muara Putat. Menurutnya, pihak BPBD sendiri telah mengirimkan penyedot air untuk membersihkan bekas terjangan air pasang. 

"Sejauh ini tidak ada korban jiwa dan kami juga telah melakukan cek lokasi dan asesment serta meminjamkan alat penyedot air untuk dusun Teluk Kombal. Kerusakan ringan pula terjadi pada beberapa rumah akibat  terendam," jelasnya, Kamis (28/5/2020).

Wilayah yang terdampak meliputi 11 Dusun di Desa Malaka, Pelabuhan Bangsal Pemenang dan tiga gili yakni Gili Trawangan, Air dan Meno. Disebutkan, banjir rob ini merupakan siklus tahunan, pihaknya berencana akan membangun  atau memperbaiki tanggul guna menangkal terjangan ombak. Untuk saat ini upaya yang dilakukan BPBD sendiri yakni menyediakan karung untuk membuat tanggul darurat.

"Khusus untuk dusun Teluk Kombal, mereka membutuhkan karung beras 50 Kg sebanyak 1000 pcs," pungkasnya.

Kalaksa BPBD KLU, Muhadi
Diwawancara melalui saluran telepon terkait rencana pembangunan tanggul, Kepala Desa Malaka, Akmaluddin Ichwan, menuturkan perlu ada kajian terlebih dahulu sehingga tidak berbenturan dengan penataan lingkungan maupun masterplane pembangunan pariwisata desa. Diharapkan hasil kajian tersebut dapat berimplikasi positif bagi perencanaan pariwisata desa maupun mitigasi bencana. 

"Pembangunan tanggul sepertinya harus kita diskusikan kembali, sebelumnya harus diadakan kajian agar mitigasi bencana dapat berjalan relevan dengan perencanaan pariwisata desa," jelas Ichwan.

Menurut data BMKG, potensi cuaca ekstrem disertai hujan dan angin kencang masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan di wilayah NTB. Sehingga seluruh masyarakat diminta untuk tetap waspada untuk menekan dampak yang ditimbulkan. (sat)

Posting Komentar

0 Komentar