Breaking News

6/recent/ticker-posts

Guru Ali: "Satu Hari Tanam Satu Pohon Kata Guru Saya" | Suara Bumigora

Ilustrasi Pohon

Lombok Utara, suarabumugora.com - "Tanam satu pohon setiap hari, insyaallah nanti akan bermanfaat untuk waktu yang lama," begitulah tutur Herman Ali menceritakan nasihat gurunya. Pria 40 Tahun yang kini berprofesi sebagai Guru Honorer di SDN 5 Pemenang Timur sejak 2004 silam. Mengandalkan gaji honorernya yang hanya Rp 250 ribu per bulan, tentu saja tidak cukup baginya dan keluarganya. Istrinya yang berprofesi sebagai penjual pepes ikan keliling pun berpenghasilan tak seberapa. 


Keterbatasan fisik dari pria yang akrab disapa Guru Ali tersebut, membuatnya tidak mampu berbuat banyak guna menyelamatkan kondisi ekonominya. Kendati demikian ia tak patah arang. Mengingat dan mengamalkan pesan gurunya di atas, Guru Ali mulai menanam pohon di halaman belakang rumahnya. 


Rumahnya yang berada di Dusun Bentek, Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, membuat jaraknya cukup jauh untuk mencapai sekolah tempat ia mengajar di Dusun Jeliman Ireng, Desa Pemenang Timur. Sekitar tujuh Km, dan itu ia tempuh dengan berjalan kaki. Namun perjalanan kaki ini berbuah manis bagi Guru Ali, ia melewati hutan setiap hari, dari sana ia mengambil bibit-bibit pohon setiap hari, dan kemudian ditamnya di halaman belakang rumahya. 


"Saya ingat pesan guru saya, dan setiap hari saya bawa bibit pohon dari hutan, sepulang mengajar," jelas Guru Ali, di saung sederhana depan rumahnya, Selasa (25/5/2021). 


Ia menanam berbagai jenis tanaman, mulai dari umbi-umbian, pisang, hingga pohon kayu. Semua jenis pohon-pohon tersebut didapatnya di hutan. Ia menyatakan, umbi-umbian dan pisang ditanamnya agar dapat memetik hasil dalam jangka pendek. Sementara, pohon kayu ditanamnya guna memetik hasil jangka panjang. 


"Kalau umbi, pisang dan sejenisnya ini biar kita bisa panen dalam waktu dekat, ada kita jual atau sekedar untuk dikonsumsi. Kalau pohon Mahoni dan kayu-kayu lain ini untuk tabungan saya menyekolahkan anak saya nanti," curahnya. 


Anaknya kini berusia tujuh tahun dan sedang dudul di bangku kelas dua Sekolah Dasar (SD). Menyadari terbatasnya kemampuan dan tingginya tuntutan kebutuhan anaknya di masa depan, Guru Ali justru menanam pohon sebagai tabungan. Beberapa waktu lalu, ia sempat menjual beberapa pohon, guna memenuhi kebutuhan hajatan saat anaknya dikhitan. 


"Kemarin, sempat saya jual juga beberapa waktu anak saya dikhitan. Masih banyak di belakang nanti saya gunakan untuk kebutuhan pendidikan putra saya," ujarnya. 


Ia pun membeberkan, filosofi atas apa yang dilakukannya. Menurutnya ia menanam pohon merupakan bagian dari konservasi. Ketika ia memelihara alam, maka alam akan memenuhi kebutuhannya. 


"Kalau kita pelihara alam, insyaallah dengan izin Allah SWT alam pun akan menghidupi kita," paparnya. 


Guru Honorer yang tak kunjung menjadi Pegawai Negeri ini memberikan contoh mulia, bagaimana manusia harus bersikap dengan alam. Ketika manusia mampu memelihara alam, maka alam pun akan mampu memenuhi kebutuhan manusia. (sat) 

Posting Komentar

0 Komentar