Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar, sebagai inspektur upacara dengan pemimpin upacara Kapten Zaenal. Upacara dihadiri oleh Wakil Bupati Sarifudin, anggota Forkompinda, para Asisten, kepala OPD, kepala instansi vertikal, pimpinan BUMD, TNI-POLRI, Ketua TP PKK, Ketua GOW, dan para ASN lingkup Pemda KLU.
Najmul Akhyar, saat membacakan amanat Gubenur NTB menyampaikan bahwa masa sekarang sebagian orang mungkin tidak menganggap kemerdekaan sebagai sesuatu yang istimewa dalam kehidupannya. Hal itu sesuatu hal yang wajar. Pasalnya, kebanyakan orang sejak lahir sudah menghirup udara kemerdekaan.
Dikatakan bupati, manusia memang punya kecenderungan tidak terlalu menghargai sesuatu yang sudah dalam genggamannya. Tapi mereka baru merasakan pentingnya sesuatu ketika mereka tidak lagi memilikinya atau kemungkinan ketika mereka belum memiliki sesuatu tersebut. Hal yang sama berlaku pula pada penghargaan seseorang terhadap kemerdekaan.
Akan teapi, kakek, nenek ataupun leluhur terdahulu yang hidup di masa penjajahan tidaklah demikian. Bagi mereka, kata Najmul, kemerdekaan itu sesungguhnya sesuatu yang sangat bernilai. Sesuatu yang rela mereka tukar, meski dengan keringat dan darah mereka sekalipun.
"Masa sekarang kita tidak perlu menukar apapun dengan kemerdekaan lantaran sudah didapatkan dengan gratis. Kita mendapatkannya sebagai sebuah warisan. Peninggalan para pendahulu kita. Sejak 17 Agustus 1945, kita resmi merdeka," katanya.
Diutarakan orang nomor satu di KLU ini, dua pendiri bangsa Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta sudah mengikrarkan kemerdekaan 75 tahun silam. Sejak saat itu, sambungnya, warga bangsa mulai terbiasa hidup sebagai negara, bangsa, serta suku-suku yang merdeka. Akan tetapi setelah berpuluh-puluh tahun menjalani kemerdekaan, sebagian elemen bangsa mulai menyadari bahwa kemerdekaan bukanlah formalitas belaka.
Kemerdekaan tidak hanya sebaris proklamasi yang diikrarkan, lalu tuntas. Sebab, di luar sana, negara-negara lain yang sama-sama merdeka, berlari dengan kecepatan tinggi. Mereka menorehkan kemajuan demi kemajuan yang membuat bangsa Indonesia tercecer di belakang.
"Kita terkesima oleh kedigdayaan Amerika Serikat. Kita terhipnotis oleh ekspansi budaya Korea dan India. Kita terbengong-bengong melihat keajaiban ekonomi China. Kita pun terbuai oleh keindahan sepak bola Amerika Latin dan Industri sepak bola Eropa," katanya lagi.
Diterangkan Najmul, kita sebagai anak bangsa merdeka, tetapi masih menjadi anak bawang yang hanya bisa menonton apa-apa dari pinggiran. Mentalitas anak bawang inilah kemudian yang membuat kemerdekaan seperti kepingan sejarah belaka. Dalam situasi mental seperti itu, jelasnya, makna kemerdekaan seperti menyusut.
"Makna merdeka berubah menjadi sekumpulan huruf yang beku. Kita perlu memecahkan kebekuan itu. Membebaskan diri dari belenggu rasa takut yang menindih dada dan pikiran kita selama ini. Belenggu yang selama ini membuat kita tidak percaya pada kemampuan dan potensi kita sendiri," jelasnya.
Pada momen 75 tahun kemerdekaan Indoesia, ia membeberkan beberapa waktu belakangan ada sejumlah warga NTB telah mampu membuat percikan-percikan api untuk mencairkan kebekuan yang terjadi. Dicontohkan ada profesor Mulyanto melalui laboratorium hepatika bersama dengan para pakar lainnya, mampu membuat alat rapid test corona berbiaya murah, dengan kualitas yang sangat baik.
Pada momen HUT RI 2020 akan diproduksi alat ri-gha sebanyak 100 ribu unit dengan kapasitas produksi dalam 1 tahun sebesar 600 ribu unit lebih. Tidak hanya itu, para pengajar dan murid SMK di NTB juga bisa memproduksi motor listrik, misalnya SMKN 1 Lingsar dengan motor listrik “lingsar”. Ada pula kreasi sepeda motor listrik “le-bui” dan telah dipasarkan hingga ke luar negeri.
Di Sumbawa sana, para cendekiawan di UTS kini juga tengah mengembangkan motor listrik “ngebuts”. Di Bima, anak muda setempat ikut meramaikan produk teknologi buatan NTB, sepeda listrik 'matric-b'. Para teknisi kita di berbagai daerah di NTB kini juga telah mampu memproduksi berbagai mesin untuk aneka keperluan. Sementara di Lombok Utara prestasi luar biasa diraih atlet Lalu Muhammad Zohri, Sudirman Hadi, dan Mirawan.
Dalam HUT kemerdekaan RI kali ini, ada 500 unit mesin dan non mesin produk UKM NTB, dibawah binaan Stipark NTB. Saat ini, IKM sedang melanjutkan pabrikasi mesin sejumlah 2.130 unit yang rencananya ditampilkan pada HUT NTB pada 17 Desember mendatang. Semua capaian itu menjadi bukti bahwa dari sape di ujung timur sampai ampenan di ujung barat NTB begitu banyak potensi anak-anak kita yang terserak.
"Selama ini, potensi itu terpendam dan tidak pernah dimanfaatkan untuk membangun industri. Bahkan sekarang, di tengah momentum kemerdekaan RI ini, kita mulai menyaksikan awal bangkitnya industri di NTB," bebernya.
Dalam JPS Gemilang, Pemprov NTB memberanikan diri mencoba sesuatu yang lain. Pasalnya, jika selama ini bantuan JPS biasanya komoditi hasil produksi industri-industri nasional yang sudah mapan, berharga murah, dan berkualitas baik, maka kali pemprov NTB mengambil jalur sedikit memutar.
"Pemprov memilih memasukkan komoditas hasil produksi UMKM dan IKM asli NTB," imbuh Najmul.
Pada HUT kemerdekaan RI kali ini, masih kata Najmul, kita hadapi di tengah situasi sulit yang ditimbulkan oleh pandemi corona. Semua orang telah berupaya mencari jalan keluar dari serangan wabah ini. Namun belum ada satu pihak pun yang mampu menemukannya. Hikmah yang bisa dipetik dari pandemi Covid-19 terkait pentingnya tiap orang memperkuat nilai-nilai kolektivitas, lantaran pandemi hanya bisa dihadapi dengan kekuatan bersama.
"Pemerintah, dokter, perawat, pakar-pakar dan tenaga kesehatan tidak akan berdaya tanpa dukungan masyarakat," imbuhnya.
Di bumi Gora, Pemprov NTB bersama DPRD telah menetapkan peraturan daerah tentang penanggulangan penyakit menular. Spirit Perda ini, dikatakan bupati, sama sekali tidak dihajatkan untuk menyulitkan, apalagi membangkrutkan masyarakat lewat denda bagi warga yang tak memakai masker.
Semangat perda ini bersama dengan anjuran-anjuran terkait protokol kesehatan, lanjutnya, semata-mata demi melindungi warga NTB dari ancaman penyakit corona seraya meminta masyarakat agar kesulitan hidup yang timbul di masa pandemi ini jangan sampai menumpulkan akal sehat.
"Terima kasih kepada seluruh aparat TNI-Polri dan seluruh unsur, Forkopimpda, juga bupati dan walikota se-NTB, atas kerjasama dan koordinasi mewujudkan NTB gemilang. Percayalah, pemprov. NTB bersama warga di seluruh kabupaten/kota maupun para pemangku kepentingan. Kita terus berupaya menyeimbangkan tuntutan untuk menjaga perputaran roda ekonomi di satu sisi, dengan upaya membebaskan daerah dari wabah corona," ungkap bupati saat membacakan sambutan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah.
Bupati lantas mengajak semua komponen daerah menyampaikan selamat merayakan ulang tahun kemerdekaan RI ke-75. Ia juga mengajak masyarakat untuk percaya karena dengan terus memelihara pikiran yang sehat, niatan baik dan harapan-harapan, semua komponen daerah akan bisa keluar dari kesulitan. Satu tujuan, menurutnya, untuk menjadi daerah yang lebih baik dan memberikan makna pada kemerdekaan.
Sementara itu, masih dipaparkan bupati, bagi masyarakat KLU momen HUT RI harus dijadikan momen bangkit dari bencana alam kemudian bencana non alam Covid-19.
"Saatnya momentum ini dijadikan semangat bangkit kembali. Momentum ini rasanya sangat tepat membangkitkan semangat kita menjadi lebih baik lagi. Semoga saja kelak, Indonesia, NTB khususnya Lombok Utara bisa menjadi daerah yang baldatun thoyibatun warobbun gafuur," tutup bupati sarat prestasi ini.
Acara dilanjutkan dengan launching produk sapuq motif khas Lombok Utara dengan warna kembang dangar. Dilanjutkan dengan mengikuti Vicom detik-detik Proklamasi bersama Forkopimda. (mic)
0 Komentar