Breaking News

6/recent/ticker-posts

Beyoung, Aplikasi Falsafah "Mempolong Merenten" | Suara Bumigora

Ilham, Ketua Panitia BAC, saat menyampaikan sambutan. 
Lombok Utara, suarabumigora.com - Beyoung Art Cam (BAC) adalah program kerja yang digagas oleh Yayasan Pasir Putih, Pawang rinjani, dan beberapa lembaga multi fokus lainnya di Lombok Utara, program kebudayaan dan pelestarian alam ini berlangsung empat hari (4-7/11/2019), di lokasi perkemahan Green Camp Pawang Rinjani, Gondang, Gangga.

Sejatinya kata "Beyoung" diadopsi dari kosakata bahasa sasak "Biong" yang berarti tunas, namun kosakata tersebut selaras dengan frasa bahasa Inggris "Be Young"  yang berarti menjadi muda, sehingga program Beyoung Art Camp ini merupakan kemah yang digagas untuk para pemuda sebagai wadah alternatif dalam berkreativitas. Sementara kegiatan BAC kali ini merupakan kegiatan ke-empat yang pernah dilaksanakan. 

Pertunjukan seni tari pada kegiatan BAC. 
Pada pembukaannya, BAC dimeriahkan oleh berbagai ritual adat dan kesenian lokal, di antaranya ritual Macopatan yang merupakan prosesi meminta restu daru leluhur, yang dipimpin oleh R. Lanang Sukmadjati. Kemudian diramaikan musik gambus tradisional Temoq Gadang, pertunjukan seni tari,dan pembacaan puisi dari para seniman Lombok Utara. 

Dalam sambutannya Ketua Panitia BAC, Lalu Fikriadi Ilham, menyatakan BAC ini bukan sekedar wadah alternatif bagi para pemuda untuk berkarya, tetapi juga sebagai bentuk aplikasi dari falsafah Lombok Utara "Mempolong Merenten". Ia berharap BAC dapat menjadi aksi nyata para pemuda untuk berkarya. 

"Di sini kita datang dari berbagai komunitas dan berbagai latar belakang, namun kita punya tujuan yang sama, karena tidak ada yang bisa berjalan sendiri, itu merupakan aplikasi dari falsafah kita di Lombok Utara yang diaebut Mempolong Merenten," ungkap Ilham. 

Latihan seni mural, pada kegiatan BAC. 
Acara dibuka oleh duo pimpinan yang merupakan penyelenggara dari kegiatan BAC, Muh. Gozali (Direktur Yayasan Pasir Putih) dan Dedi Pramuhardi (Ketua Pawang Rinjani). Dalam pembukaannya Dedi mengungkapkan hal yang senada dengan ilham, mengenai falsafah Mempolong Merenten, namun lebih dari itu ia menegaskan hubungan baik harus terjalin tidak melulu tentang hubungan sesama manusia, namun hubungan manusia dengan alam pun sangat vital untuk dipelihara. 

"Saya harap ini tidak akan sekedar menjadi event saja, tapi merupakan aksi nyata dari para pemuda, bagaimana kita tak bisa hidup tanpa orang lain dan kita tak bisa hidup tanpa keselarasan dengan alam," ungkap Chiki (sapaan akrab dedi). 

Ghozali, dalam kesempatan yang sama menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh peserta, narasumber dan undangan yang menyempatkan diri terlibat dalam kegiatan pemuda tersebut. Ia menyatakan peserta berasal dari berbagai komunitas di Lombok, dan bahkan narasumber yang mengisi kegiatan BAC merupakan pentolan komunitas besar dari luar daerah, seperti Bali, Gorontalo dan Solo. 

"Terimakasih untuk kawan-kawan yang menyempatkan diri untuk hadir dan para narasumber yang jauh-jauh datang dari luar pulau bahkan, saya ucapkan terimakasih telah membantu kami dalam memajukan pemuda di Lombok Utara," tuturnya. 

Kegiatan BAC diisi oleh berbagai srminar umum dengan berbagai tema, mulai dari seni, budaya, adat, media, sejarah, dan pelestarian lingkungan. Kegiatan BAC pun ditutup kemarin (7/11/2019) dengan hal serupa saat pembukaan, dengan ritual adat dan berbagai penampilan seni pertunjukan lokal. (sat) 

Posting Komentar

0 Komentar